Google

Wednesday, June 18, 2008

GURU ADIL ADALAH GURU YANG JUSTITIA


GURU YANG ADIL:
Apakah benar hingga saat ini ada guru yang tidak adil, menurut kafe ini semua guru itu adil. Semua aktivitasnya sudah memenuhi kompetensi yang diharapkan, atau kata lainnya adalah sesuai dengan nilai-nilai yang diharapkan. Namun ketika dihadapkan pada kasus-kasus tertentu, guru kadang tidak dapat memilih tindakan yang tepat, sehingga kesan tidak adil akan nampak, sisi lain diperparah oleh suatu keadaan, bahwa tindakan guru tidak disertai dengan “penghalusan tindakan” [smoothing activity].
Kafe kali ini ingin mengambil sebuah dimensi keadilan dari suatu ajaran pendidikan kewarganegaraan, selanjutnya di explore kepada tindakan guru ketika proses pembelajaran berlangsung;
JUSTITIA COMUTATIVA:
Jika seorang-orang guru menjalankan profesinya, utamanya ketika melakukan evaluasi, harus menempatkan dirinya sebagai manusia yang obyektif. Guru tidak boleh terpengaruh oleh virus “hallo effect”, maknanya seperti operasi hitung, a+b = b+ a, seorang orang menerima kontra
prestasi sesuai dengan prestasi yang diberikan.
JUSTITIA DISTRIBUTIVA:
Guru selalu mengedepankan keadilan berbagi, artinya setiap siswa memiliki kesempatan atau peluang yang sama. Namun juga diharapkan guru tidak menyamaratakan padangannya. Guru sadar bahwa setiap siswa adalah individu yang memiliki ke-unikan tertentu. Dalam kondisi tertentu siswa dalam menyelesaikan sebuah tugas memiliki cara tempuh yang bervariasi. Guru juga mampu memberikan pola keseimbangan diatas searah dengan karakter siswa yang ada.
JUSTITIA VINDICATIVA
Dalam proses belajar pengajar, reinforcement [penguatan] adalah dimuliakan, apalagi memberikan reward [pujian], namun juga tidak diharamkan seorang guru memberikan punisment [hukuman].
Hukuman yang diberikan setidak-tidaknya harus berada di ranah penguatan negatif, sehingga siswa tidak melalukan perbuatan yang sama. Ketika memberikan hukuman, dalam dimensi justitia Vindicativa, harus memiliki takaran yang pantas, artinya berat ringan hukuman harus sesaui dengan berat ringatnnya pelanggaran.
JUSTITIA CREATIVA
Guru yang adil adalah sosok manusia yang mau dan mampu menyemaikan kreativitas siswa, menyuburkan hasrat berkreasi, bahkan secara sadar membuat atmosfir kreatif. Guru yang adil harus mampu memberikan penghargaan yang pantas dan spontanitas atas kreasi yang dibuat siswa.
JUSTITIA PROTECTIVA
Guru pasti mengenal istilah ini “bullying”atau kekerasan. Kekerasan acapkali terjadi di zona sekolah, guru harus memberikan proteksi kepada siswa yang lemah. Proteksi diberikan, karena hadirnya kekerasan itu, selalu melekatr pada siswa yang memiliki kelemahan. Guru adil adalah guru yang mampu menjadia mediator, bahkan isolator jika terjadi kekerasan. Memberikan penilaian terhadap siswa dengan sejujur-jujurnya juga termasuk dari tindakan proteksi, sehingga peristiwa posistif semacam ini akan tetap tumbuh subur.

Friday, June 6, 2008

KAFE MENGUDANG PENGGAGAS: GURU KOK SAMA DENGAN ADAPTOR


GURU KOK BERPERAN SEPERTI ADAPTOR?
Hampir dipastikan seorang-orang yang memiliki telepon selular pasti mengenal alat yang satu ini, fungsinya jelas, yakni mengadaptasikan arus listrik yang bertegangan tinggi, selajutnya diadaptasi menjadi arus lemah. Kebanyakan orang menyebutnya sebagai charger.
Peran guru sebagai adaptor itu digambarkan guru yang memiliki daya suai yang tinggi, terhadap realitas empirik. Kemampuan suai inilah yang memungkinkan tujuan pembelajar tercapat dalam kondisi yang menyenangkan, serta memenuhi kriteria mutu.
Kriteria pertama : “on time”, guru harus tepat waktu ketika menjalankan peran profesinya
Kriteria kedua : “ on specification”, guru harus membelajarkan siswa sesuai kurikulum/silabus
Kreteria ketiga : “on delivery”, tepat pengiriman, artinya jumlah jam ajar dan bobot materi jangan dikurangi.
ADAPTOR KURIKULUM:
Ketika peran ini dilakukan seorang guru serta merta tidak harus menelan mentah kurikulum, analisa kebutuhan [need assessment] harus dijadikan rujukkan. Kurikulum kenfdati sebagai bintang pengarah namun ketika aplikasi harus dibuat KISS [ keep it short and simple ], sederhana tudak bertele-tele.
ADAPTOR PROSES BELAJAR MENGAJAR
Ketika peran itu dilakukan seorang-orang garu harus tetap mengadaptasikan ABCD kreteria.
A—Audience, siapa siswa kita itu ?
B—Behavior, tingkah laku apa yang akan diubah?
C—Condition, pada tataran yang bagaimana ?
D—Degree, untuk tingkatan yang bagaimana,(kualita dan kuantinta]
ADATOR “WARUNG JAMU”
Ketika peran itu dilakukan seorang-orang guru harus mengambil sebuah keputusan strategis, dikaitkan dengan proses pembelajaran.
WA—Waktu, kapan kita melaksanakan pembelajaran ?
RUNG—Ruang, pada kondisi yang bagaimana pembelajaran itu dilaksanakan ?
JA—Jumlah, pada kuantitas yang bagimana pembelajaran diselenggarakan
MU—Mutu, pada kualitas yang bagaimana pembelajarn ditargetkan ?
ADAPTOR MEDIA PEMBELAJARAN
Ketika peran itu dilakukan seorang-orang guru harus mampu memilih media yang sesuai dengan kreteria “EER”
E—Efektif,sudah efektifkan media yang digunakan
E—Efisien,sudah efisienkah media yang kita manfaatkan
R—Rasional,apakah media tadi telah masuk kategori logis, suai tujuan, suai ruang, suai psikologi siswa, dan suai dengan “kantong” sekolah
Kafe mengundang pengunjung untuk menambah fungsi adaptor bagi seorang guru

Monday, June 2, 2008

KAFE MENGUNDANG KREATOR: GURU SEPERTI KOMPUTER

GURU ITU SEPERTI KOMPUTER:
Hadir personal komputer membawa perubahan yang luar biasa, karena piranti ini mampu menggantikan otak manusia secara artifisial, kendati terbatas. Dunia berpaling pada piranti ini. Ada yang sangat tergila-gila oleh komputer karena kesanggupannya untuk meringankan tugas-tugas manusia. Seorang-orang yang tergila-gila, maka disebutnya orang yang sedang terserang virus “Technomania”, namun sebaliknya ketika seorang-orang ketakutan hadirnya piranti ini disebut “Technophobia
Orang harus jujur, dan harus menerima kehadiranya, karena kalkulasi apapun atas kehadiran piranti ini selalu memberikan keuntungan.
Kemudian apa hubungannya dengan profesi Guru?.
Ternyata komputer mampu digunakan untuk melihat secara cermat fungsi guru, karena kemampuan komputer yang canggih itu, memiliki persamaan peran dengan guru. Namun untuk kali ini, kafe ingin melihat dari sisi perangkat kerasnya saja, dalam mencandra peran guru.


  • Guru sebagai MOUSE, mouse adalah piranti yang digunakan menggerakkan “crusor”,maknanya guru itu memiliki kemampuan mengarahkan siswa sesuai dengan tatakarama dan cita-cita pendidikan. Mouse juga didayagunakan memilih, dan tidak memaksakan, artinya guru harus membangkitkan kemampuan siswa untuk memiliki bermacam-macam alternatif. Tidak saja arah vertikal, horizontal, namun juga lateral.

  • Guru sebagai LAYAR MONITOR, di sinilah guru harus berperan keteladanan, pencerahan, cermin. Sekaligus guru harus berperan menjadi penggali agar aktivitas berada pada bingkai monitor, sehingga siswa tidak keluar dari monitor, atau out-of control

KAFE INI INGIN MENGAJAK PARA PENGUJUNG UNTUK BERBURU MAKNA DARI PERANGKAT KERAS KOMPUTER DIKAITKAN DENGAN FUNGSI/PERAN GURU, TENTUNYA PERAN POSITIFNYA.

  1. DISC DRIVE
  2. PRINTER

KAFE MENGUNDANG INSPIRATOR :GURU KOK SEPERTI MOTOR?


GURU SEBAGAI INSPIRATOR:
Kalau kita mengatakan Profesi Guru itu sebagai Inspirator, barangkali ini merupakan pernyataan yang terlambat, karena pada hakikat guru dilahirkan hanyalah untuk menempati ranah pemberi inspirasi. Jika posisi ini dapat dilakukan maka harapan Andreas Harefa untuk membentuk manusia pembelajar akan tercapai dengan segera.
Inspirator itu sebenarnya bukan hal yang mudah, karena seorang inspirator itu akan diteropong khusus oleh orang yang dinspirasi, teropong itu mirip miscroscop, dapat digunakan untuk memperbesar hingga 10 juta kali obyeknya.
Terkait dengan posisi sebagai inspirator siswa, guru adalah sosok yang sanggup menerapkan gagasan cerdas Bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, 2ING+1TUT [TWO-ING ONE-TUT]. Ing Ngarsa Sun Tuladha-Ing Madya Mangun Karsa-Tut Wuri Handayani.
Ketika berada diposisi 2ing+1Tut ini, justru guru mendapatkan pencandraan baru, misalnya:


  1. Guru itu sebagai “ GENERATOR” , artinya membangkit motivasi dan meningkatkan kadar minat siswa dalam belajar, melahirkan ided baru dan menyemaikannya sehingga mewujudkan karya inovatif.

  2. Guru itu sebagai “KONDUKTOR”, artinya mempraktikan kemampuannya dalam mantransfer ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

  3. Guru itu sebagai “ISOLATOR”, artinya guru mampu mencegah terjadinya perilaku siswa yang menyimpang

  4. Guru itu sebagai “KALKULATOR”, artinya guru harus mempu mengkalkulasi sebuah perencanaan, misalkan RPP, yang dibuat itu harus diacu agar melahirkan proses pembelajaran yang “EER—Efektif-Efisien-Rasional”

  5. Guru itu sebagai “TRAFOMATOR”, artinya seorang guru mampu mengubah level tekanan belajar, sehingga terjadi keseimbangan antara belajar, dan bermain. Sangat ironis jika ketika siswa itu menjadi juara di kelasnya, ternyata KUPER alias kurang pergaulan. Ingat multi kecerdasan yang dibangun Gardner

KAFE MENGUNDANG IDE CERDAS PARA PENGUJUNG, UNTUK MENCANDRA PROFESI GURU, TERKAIT DENGAN PERAN GURU, MENGGUNAKAN KATA YANG BERAKHIRAN “TOR”, Misalnya, Gurun Sebagai “Pelopor”, “Moderator”,
UNTUK TUJUAN YANG POSITIF, PENDRAAN YANG LUCU ATAU DENGAN CITRARASA HOMOR [Sense of humor].