Google

Saturday, June 16, 2012

GURU IBARAT SEBAGAI KIPAS ANGIN- ACHMAD KHABIBI


NAMA   :   ACHMAD KHABIBI
NIM        :   118000218
KELAS   :   2011 E
JENJANG PENDIDIKAN : S1 PEND. GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

Motto :
“Kadangkala Sebuah Kelemahan, Justru akan menjadi Kelebihan”
“Kebahagiaan Yang Sesungguhnya itu tergantung pada apa yang bisa kita berikan, bukan pada apa yang kita peroleh”


GURU IBARAT SEBAGAI KIPAS ANGIN

Kipas angin merupakan sebuah alat rumah tangga yang diciptakan untuk menghasilkan angin. Apabila kincir kipas angin bergerak, gerakannya semakin lama akan semakin meningkat dan konsisten dengan satu arah putaran yaitu putarannya mengikuti dengan searah jarum jam. putaran kincir kipas angin yang konsisten itulah akan bisa menghasilkan hembusan angin yang sejuk. Dari situlah mengapa saya mengangkat salah satu topik Pendidikan yaitu “Guru ibarat sebagai kipas angin”.
Di Negara tercinta ini, yaitu Negara Republik Indonesia Akhir-akhir ini, sedang meriah-meriahnya menggalakkan Pendidikan yang berkarakter. Membicarakan soal karakter, nilai karakter seperti apakah yang di inginkan dalam pendidikan kita?. Sebelum kita membicarakan guru ibarat sebagai kipas angin , kita haruslah mengerti tentang apa nilai karakter itu..
Nilai karakter yang di Inginkan dari pendidikan kita yaitu mengacu  pada serangkaian sikap seperti keinginan untuk melakukan hal yang terbaik, kapasitas intelektual seperti berpikir kritis,perilaku jujur dan bertanggungjawab, mempertahankan prinsip-prinsip moral dalam situasi penuh ketidakadilan, serta kecakapan lahir batin yang dapat memungkinkan seseorang berinteraksi secara efektif dalam berbagai situasi.
( kira-kira seperti itulah nilai karakter yang di inginkan dalam pendidikan kita ).
Setelah kita sudah mengetahui nilai karakter seperti apa yang di inginkan dalam pendidikan kita, langsung saja kita membahas mengapa Guru bisa saya ibaratkan sebagai kipas angin?. Kalau di lihat dari segi hasil yang di peroleh dari kegunaan kipas angin dalam pembahasan pada alenia pertama yaitu mendapatkan kesejukan angin, Guru juga bisa menghasilkan sesuatu yang sejuk dalam pembelajarannya di dalam  kelas, apabila seorang guru mempunyai kemauan dan kemampuan untuk selalu bergerak kreatif, inovatif, dan konsisten
 dalam mutu tujuan pembelajarannya yaitu menghasilkan peserta didik yang berkarakter. Namun kenyataan yang ada saat ini yaitu, 
 
Guru yang mengajar di kelas dari hari ke hari mempunyai dua ujung sebagai perjalanan pekerjaanya. Ujung pertama adalah rutinitas, artinya ia akan jadi orang yang pasif, terjebak rutinitas, cenderung bekerja demi harapkan gaji dan tunjangan di akhir bulan. Kemudian Ujung kedua adalah ia semakin cinta pada profesi dan terus meningkatkan diri serta merasa hidupnya “berkah” karena mengajar dan menyebarkan ilmu.
Dalam pembahasan di atas dapat saya simpulkan bahwa tujuan pendidikan yang berkarakter dapat tercapai apabila pendidik / guru juga mempunyai karakter yang lebih untuk bisa dihembuskan karakternya kepada peserta didik / siswa-siswinya layaknya kipas angin. Bisa di bilang Guru mempunyai peran sebagai bagian dari orang tua siswa di sekolah untuk mewujudkan siswanya menjadi jauh lebih baik, artinya siswa harus mempunyai karakter yang baik.

Thursday, June 14, 2012

GURU BAGAIKAN SETRIKA (WAQIAH NILAM WARDANI)



KONTRIBUTOR:
Waqiah Nilam Wardani
11-800-0209 / PGSD E 2011
Guru Ibarat Sebagai Setrika
            Yah, mungkin setrika adalah salah satu alat rumah tangga yang cocok untuk menggambarkan seorang guru. Beberapa alasan yang menurut saya sikap guru dengan setrika hampir sama. Mungkin ini terdengar aneh di telinga karena membandingkan seorang guru dengan sebuah setrika. Bagaimana bisaa??? Pasti bisa dong.. pgsd gituu .. hahhahaha
            Mungkin semua sudah mengetahui kegunaan setrika untuk kehidupan kita. Namun tidak ada salahnya untuk menyebutkannya kembali. Beberapa macam kegunaan setrika adalah dapat melicinkan pakaian, mengeringkan pakaian yang agak basah, merapikan pakaian yang terlihat lecek, serta menghangatkan pakaian. Tetapi setrika tidak hanya diperuntukkan pada pakaian saja, melainkan banyak benda yang lainnya yang dapat diperindah menggunakan setrika.Satu benda yang sangat kecil dan terlihat sepele namun memiliki banyak fungsi dan peran penting dalam kehidupan. Masa iya ke kampus memakai baju yang lecek, ke kantor memakai baju yang tidak rapi?  Ouh noo...
Kok jadi membahas setrika ya?? Langsung deh ke pokok bahasan kita.. hahha
            Layaknya sebuah setrika, guru juga dapat melakukan hal seperti yang dilakukan setrika. Setrika dapat melicinkan pakaian, sedangkan guru dapat membentuk siswa agar berkepribadian yang baik di usia awal, sehingga ketika siswa tersebut menjelang dewasa, sikap tersebut masih melekat dan menjadi suatu kebiasaan yang baik pada diri siswa. Yah saya sadar, melicinkan sikap yang tidak licin itu tidak semudah melicinkan pakaian..hehehe
            Guru juga dapat mengubah persepsi siswa yang salah. Melalui ilmu yang dimiliki,, guru dapat meluruskan suatu masalah, dan memberi solusi yang terbaik dan mengubah pandangan siswanya yang salah dengan mengajarkan yang realistik beserta contoh nyatanya, sehingga siswa mampu berpikir yang realistis. Seperti contohnya orang awam (tempoe doeloe) selalu memberitahukan (ke anak, cucu, cicitnya) ketika terjadi gerhana bulan, bulannya dimakan butho ijo (wah gawat nih!!!).  itu terjadi pada saat bulan purnama, tapi tidak setiap bulan purnama. Persepsi yang seperti ini perlu di luruskan seorang guru dengan dikaitkan dengan pelajaran tentunya. Sebenarnya bulannya tidak dimakan butho ijo, melainkan posisi matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus. Sehingga bulan tertutup dengan bayangan bumi.  Kalau guru meluruskan persepsi yang salah, sedangkan setrika meluruskan pakaian. Sama bukan dengan fungsi setrika?
            Dalam pencapaian cita-cita anak, seringkali kita jumpai perubahan keinginan siswa dalam mencapai cita-citanya. Alasan utamanya adalah merasa kurang percaya diri, takut, ataupun tidak memiliki biaya. Peran guru disini juga sebagai motivator bagi siswanya. Memotivasi siswa agar siswa mampu meningkatkan prestasinya untuk mencapai cita-citanya. (Tidak perlu merasa takut, minder atau merasa tidak ada biaya dalam mencapai cita-cita, kalau prestasi kita baik, akan banyak yang mempertimbangkan, do the best for the best!).  Tidak hanya itu, guru juga dapat mengarahkan anak sesuai minat dan bakat individualnya. Membuat siswa bangkit itu seperti merapikan pakaian yang terlihat lecek menjadi rapi kembali. (tapi ya tetap, tidak semudah merapikan pakaian..hehehehe)
            Tidak hanya itu, guru juga dapat menghangatkan suasana dalam pembelajaran membuat seolah murid adalah sahabat kita. Membuat suasana pembelajaran yang nyaman bagi siswa bukanlah hal yang mudah bagi guru. Guru harus dekat dengan siswa. Terkadang ada beberapa guru membuat dirinya disegani atau ditakui oleh siswa. Kondisi pembelajaran tersebut sangat tidak efektif, karena siswa akan takut jikalau guru tersebut mengajar dengan wajah killer dan itu bisa menyebabkan kepasifan dalam proses belajar mengajar. Lain halnya dengan guru yang selalu ceria, murid akan nyaman dan senang saat proses pembelajaran. Dengan demikian rasa nyaman tersebut bisamenciptakan suasana yang hangat dan menyenangkan. Sikap guru yang selalu membuat kehangatan pada setiap siswanya sama halnya dengan setrika yang dapat menghangatkan pakaian.
            Banyak sekali peran guru yang sangat penting yang tidak dapat di jelaskan dengan kata-kata. Ini sedikit alasan mengibaratkan seorang guru sebagai setrika. Ini cerita unik ku, bagaimana dengan mu kawan ??? hehehhehe