Google

Sunday, July 29, 2012

GURU IBARAT MERAWAT WAJAH







“MERAWAT WAJAH SAMA HALNYA DENGAN GURU”
Merawat wajah sama halnya dengan guru. Merawat wajah sangat penting yaitu untuk mempercantik penampilan seseorang. Merawat guru juga sama halnya sangat penting yaitu untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Merawat wajah dibutuhkan sikap kehati-hatian karena kalau tidak dengan hati-hati wajah seseorang dapat rusak. Guru juga dibutuhkan sikap yang profesional kalau tidak profesional bisa mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Merawat wajah dibutuhkan sifat ketelatenan untuk menciptakan hasil yang optimal dalam perawatan wajah. Sedangkan guru dibutuhkan sifat kedisiplinan dan kekreatifian untuk menciptakan hasil pengajaran yang memuaskan.
 Merawat wajah tidak cukup hanya sekali melainkan berkali-kali dalam sehari minimal 2 kali sehari untuk mendapatkan kulit wajah yang bersih, lembut. Begitu juga dengan guru, guru tidak cukup hanya mengandalkan satu panduan buku saja di dalam pengajaran, melainkan guru harus mengambil beberapa sumber, misalnya dari internet demi mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju agar pendidikan di Indonesia tidak kalah bagusnya dengan pendidikan di Luar Negeri. Merawat wajah harus menggunakan produk yang bebas mercury demi menyehatkan kulit wajah kita dari kerusakan Guru di dalam pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil harus bebas dari penyuapan dari berbagai pihak, demi tercapainya guru yang benar-benar profesional di Indonesia. Merawat wajah harus dengan menggunakan produk yang baik, dan menyehatkan untuk kulit kita.Begitu juga dengan guru, guru di dalam pengangkatannya harus benar-benar murni mengikuti masa turba sebelum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil lalu mengikuti tes tulis, demi terciptanya kejujuran yang dapat membawa dampak pada kualitas guru yang semakin profesional . Meraawat wajah harus sesuai dengan kondisi kulit wajah seseorang, entah itu sensitif, kering atau kasar. Begitu juga dengan guru pengajaran guru harus sesuai dengan Kompetensi Dasar guru untuk terciptanya tujuan pembelajaran yang sesuai. Oleh karena itu perbandingan profesionalisme guru sama halnya dengan cara merawat wajah.
 KOTRIBUTOR:
Nama              :           Riga Wahyu. P
Nim                 :           118000010                             
PGSD 2011 A

Lakukan apapun dengan tepat, bukan hanya cepat. Keberhasilan tak bisa dihalangi jika yang kamu lakukan tela

PERAN GURU SEPERTI TAHAPAN MEMBUAT ROTI

KOTRIBUTOR:

Nama : SRI GATI ATI
Jur/ang/kel/’nim: PGSD /2011 – A/1180000006
Univ   : UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
Email :gati _imo3t@yahoo.co.id
Alamat : jalan menanggal 4 /20 A
Membuat kue harus mengerti dan paham tentang bahan – bahan yang akan dipakai
Sebelum pembelajaran akan diberikan oleh siswa, guru harus mengerti terlebih dahulu bahan yang akan diberikan kepada siswanya dan sebelum pembelajaran di mulai guru harus bisa memahami dirinya sendiri meliputi  kemampuan yang dimiliki dan penempatan diri .guru harus memiliki kemampuan dalam segala hal agar guru dianggap sebagai orang terhebat oleh siswanya agar siswa dapat termotivasi. Selai itu guru harus bisa memahami karakteristik peserta didiknya
Salah satu bahan pembuatan kue adalah Pengembang kue
Guru ibarat pengembang artinya dimana guru selalu mengembangkan bakat – bakat yang dimilki oleh siswanya. Mulai dari kita yang belum bisa menulis dan membaca, guru mengajari kita dengan sabar dan akhirnya pun kita bisa menulis dan membaca. Adapun diantara kita memiliki bakat melukis, menari  dll tanpa lelah guru lah yang mengembangkan dan mengasah bakat kita
Membuat kue harus mengerti langkah demi langkah adonan yang akan dicampur
Sama dengan halnya guru harus tahu tentang peserta didiknya bagaimana langkah  - langkah ia harus mendidik siswanya. Dalam pengambilan langkah guru tidak boleh salah dan guru tidak boleh menjadikan malpraktek kepada siswanya. Jika kita seorang dokter membuat malpraktek kpada pasiennya tidak masalah karena korban yang terkena dampkanya adalah seorang berbeda dengan guru jika membuat anak bahan malpraktek akan berdampak berkelanjutan pada peserta didik tersebut
Membuat  kue membutuhkan daya kreatifitas agar hasil pembuatan kue beragam dan tentunya enak
Sama dengan halnya. Guru harus kreatif agar murid didiknya tumbuh menjadi siswa yang kreatif. Guru yang terhebat adalah guru yang mempunyai kreatifitas yang tinggi misalnya dalam hal pembuatan strategi ataupun dalam metode pembelajaran  guru harus mempunyai kreatifitas agar anak tetap senang dan nyaman dalam pembelajaran
Membuat kue adalah tantangan,jika masakan salah maka kue tersebut tidak berguna dan akan sia-sia
menjadi guru adalah hal yang terberat karena jika kita salah memberikan pembelajaran maka siswa kita tidak akan berguna. Dimana setiap anak adalah harapan orang tuanya, jzdi sangatlah penting setiap keberhasilan anak di mata orang tua mereka. Namun tidak hanya orang tua yang menompangkan harapan nya, karena negara ini juga menanti perjuangan dari generasi penerus.
Membuat kue dapat dilakukan oleh semua orang asalkan mau berusaha dan mempunyai hati yang tulus
Semua orang bisa menjadi guru asalkan berniat dan mau berusaha menjadi guru terhebat yang paling terpenting adalah tulus dari hatinya karena menjadi seorang guru harus mempunyai kesabaran yang sangat luar biasa

Engkau membimbingku
Engkau mendidikku
Engkau adalah pelita
Yang menerangi ke gelapan
Jasamu begitu besar
Mencerdaskan putra – putri bangsa
Terima kasih guruku
Kaulah pahlawan tanpa tanda jasa

Seorang guru yang jujur harus berniat agar muridnya lebih pintar daripadanya, manakala seorang murid yang jujur harus pula mengakui kepintaran gurunya.

HORMATI GURU = MENGHORMATI ORANG TUA MU SENDIRI

Saturday, July 28, 2012

GURU BAGAIKAN MEMBUAT KUE BOLU


KONTRIBUTOR:
NAMA : ANNA YUNITA PRASTIWI
Tempat, tanggal lahir:
Sidoarjo, 29 juni 1993
Pesan: tirimakasih untuk kedua orang tua yang selalu memberi dukungan, serta bapak ibu guru yang telah membimbing saya
Guru itu seperi membuat kue bolu.
Ketika kita membuat kue bolu belum tentu kita berhasil dalam membuatnya. Membuat kue bolu itu gampang gampang susah.  Kadang salah satu adonannya kurang maka kue tidak akan mengembang. Jika kita membuatnya dengan sungguh- sungguh dan ketulusan maka kue akan mengembang dan berhasil, Namun jika dikerjakan dengan amarah di hati, kue bolu tidak akan berhasil melainkan akan menjadi kue yang bantet.
Begitu juga seorang guru ketika mendidik siswanya belum tentu berhasil semua. Mendidik seorang siswa itu gampang gampang susah sama seperti membuat kue bolu. Kadang ketika menjalankan tugasnya terdapat banyak tantangan yang tidak semua dapat teratasi. Terutama ketika berhadapan dengan siswa. Jika mereka dididik dengan kasih sayang maka mereka akan belajar dengan nyaman dan merasa terlindungi di kelas, namun jika mereka dididik dengan amarah yang meluap serta kekerasan dalam kelas maka mereka merasa belajar dalam tekanan serta ketakutan yang membuat mereka tidak dapat berkembang.
Mencetak kue bolu beragam bentuk seusuka hati kita. Cetakan kue bolu juga beragam, ada yang berukuran kecil dan ada yang berukuran besar. Untuk menghasilkan kue bolu yang bagus kita harus mengisi cetakan sesuai dengan ukurannya. Jika cetakan kecil maka isi dengan adonan yang sedikit, begitu pula jika cetaknnya besar maka isi dengan adonan yang banyak untuk menghasilkan kue yang bagus. Tapi kue akan buruk jika cetakan kicil di isi dengan adonan yang banyak maka kue akan luber dan menjadi kue yang tidak beraturan.
Mencetak kue bolu sama halnya ketika guru menuangkan ilmu pada siswanya, seorang guru harus mengetahui keadaan dan kondidsi siswa sama halnya dengan bentuk cetakan ada yang besar dan ada yang kecil. Jadi ketika siswa kecil ( saat siswa lelah ) guru hannya memberi pelajaran yang tidak terlalu berat agar siswa tidak merasa tertekan dalam kelas, karena jika siwa dalam keadaan lelah dan terus diberi ilmu yang banyak maka siswa bisa setress sama halnya cetakan kecil kue bolu diisi dengan adonan yang banyak bukannya menghasilkan yang bagus tetapi akan luber kemana mana. Bukannya untung malah buntung. Ketika siswa besar (keadaan fress) maka guru harus pintar pintar memanfaatkan waktuyang ada dan membuat kelas menjadi senyaman mungkin dengan keadaan yang baik ini.
Mengiris kue bolu gampang- gampang susah jika diiris dengan kasar maka kue akan hancur, maka mengiris kue bolu harus berhati hati dan penuh starategi. Sama halnya seorang guru dalam bersikap jika guru berikap kasar dan arogan maka siswa nya akan hancur karena siswa masih mengikuti gurunya sebagai teladannya. Tetepi jika guru bersikap santun, lembut, maka siswa akan menjadi seperti gurunya yang santun dan lembut. Karena guru adalah sebagai panutan siswa.
           
Kata mutiara: Guru sama halnya membuat kue bolu jika tidak berhati – hati maka akan merusak kue yang akan dibuat(calon generasi penerus bangsa)

GURU DAN ES TELER


KONTRIBUTOR:
Nama : Kartika Alfreda Mulyawati
Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 1 Juni 1992
    @alfredakartika
Mahasiswi di Universitas PGRI AdiBuana Surabaya

Guru itu bagaikan cara membuat es teller..
Siapa yang tak suka menikmati kesegaran minuman dingin,terutama disaat cuaca panas seperti saat ini. Disaat cuaca sedang panas paling segar menikmati semangkuk es teller dengan serutan es yang menjulang yang diatasnya disiram dengan sirup dan ditambah susu kental manis. Hhmm.. nikmat rasanya dingin diantara panasnya cuaca.
Begitu pula dengan kehadiran guru di hidup kita. Beliau rela dan ikhlas membagi ilmunya kepada orang-orang terutama anak-anak yang kehausan dan kelaparan akan sebuah ilmu. Tak hanya itu, seorang guru akan merasa puas dan bangga jika peserta didiknya dapat menikmati ilmu yang diberikannya dan menjadikan anak didiknya sukses berkat do’a dan ilmu yang telah ditransfer guru.
Keberadaan seorang guru selalu dinantikan dan diharapkan kehadirannya dimanapun dan kapanpun oleh peserta didiknya. Kebutuhan pada seorang guru juga tidak akan termakan oleh jaman. Seperti  halnya dengan es teller, setiap orang pasti menginginkannya dimanapun dan kapanpun, dan ketenaran es teller juga tidak akan punah dikarenakan jaman yang terus maju dan berkembang.
Seorang guru tidak hanya bisa mengajar siswanya berbagai mata pelajaran saja, melainkan guru juga bisa mengajarkan siswanya dalam menjalani hidup, mempertahankan hidup dalam suatu masalah dan dalam kondisi tertentu, dan mengajarkan suatu kesenian untuk menyalurkan bakat dan minat siswanya. Ini sama halnya dengan isian dari es teller, ada beraneka macam buah, ada roti tawar, ada mutiara, kolang-kaling dan masih banyak lagi yang lain semua disatukan dalam sebuah mangkuk yang diatasnya diberi serutan es serta sirup dan susu kental manis. Seperti itulah seorang guru menurutku yang punya berbagai macam ilmu serta bakat dan pengalaman hidup yang dapat Ia tularkan atau bagikan pengalamannya pada siswa dan masyarakat disekitarnya.
Tidak hanya itu saja, guru juga harus dapat menempatkan dirinya sebaik mungkin sesuai dengan situasi dan kondisi yang sesuai. Misalkan jika berada dilingkungan sekolah ia harus menjadi guru yang diteladani para siswanya yang cantik dan berpenampilan menarik sehingga siswanya tidak bosan melihatnya, jika dirumah dan dilingkungan keluarganya ia harus bisa menempatkan posisinya sebagaimana mestinya. Mengetahui hak dan kewajibannya dirumah tidak boleh menggurui orang rumah seperti ia menggurui siswanya. Dalam berpenampilan saat disekolah dan saat bepergian atau menghadiri sebuah pesta atau yang lain juga harus disesuaikan. Saat ia mengajar ia harus berpenampilan cantik menarik dan pakaiannya indah tapi tidak boleh mencolok, harus menampilkan bahwa ia seorang guru. Saat ia bepergian atau menghadiri sebuah acara ia juga harus menyesuaikannya yang pasti jangan sampai membuat nama atau image guru menjadi jelek dimata orang lain.
Itu sama halnya dengan penampilan dan harga dari semangkuk es teller yang berada di tempat yang berbeda. Misalnya harga dan porsi dari semangkuk es teller yang ada di pinggir jalan yang mudah dijangkau rakyat, harganya pun harus disesuaikan dengan dompet rakyat kebanyakan. Berbeda jika kita menjumpai es teller yang ada di sebuah restaurant atau di hotel. Tidak hanya harganya yang lumayan mahal, porsi dan isiannya juga sedikit berbeda, rasanya juga berbeda karna kita menikmatinya ditempat yang berbeda. Yang satu dipinggir jalan yang ramai pengunjungnya, yang satu berada ditempat mewah yang hanya orang berkantong tebal yang ada didalamya.
Kesimpulan:
Jadi, pekerjaan seorang guru itu layaknya kita membuat semangkuk es teller. Dimana seorang guru harus mempunyai berbagai kemampuan selain dapat mengajar, seperti mampu dalam hal menguasai suatu kesenian tertentu misalnya menari atau menyanyi. Sehingga guru itu mempunyai nilai atau kesan tersendiri bagi sang murid.
Kata mutiara:
Guru yang super adalah guru yang mempunyai berbagai macam bakat, dan bakat itu disalurkan pada muridnya. Sehingga dapat menghasilkan murid yang luar biasa kemampuannya.

MODEL PEMBELAJARAN BONEKA UNYIL

MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM DENGAN ACARA TV BUKU HARIAN SI UNYIL

Buku Harian Si Unyil merupakan program acara televisi yang sangat baik untuk ditonton, khususnya bagi anak-anak karena acara ini menayangkan tentang lingkungan sekitar yang dikunjungi oleh unyil dan kawan-kawan. Dimana unyil dan kawan-kawan bersama-sama mengunjungi suatu daerah. mereka menggali potensi sumber daya alam yang dimiliki daerah tersebut. Daerah yang mereka kunjungi tentunya mempunyai daya tarik tersendiri untuk mereka jelajahi. Keunikan budaya, tradisi dan permainan yang dimiliki tiap daerah akan mengisi lembar demi lembar buku harian si unyil sebagai pengalaman yang pernah mereka alami.
Buku harian si Unyil memiliki suatu konsep dimana program ini memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang lingkungan sekitar. Dalam tayangan buku harian si unyil memberikan informasi dari yang kita tidak tahu menjadi tahu. Dari situlah guru bisa menggunakan konsep yang sama untuk dijadikan sebagai suatu proses belajar mengajar untuk diajarkan kepada anak didik.
Misalnya dalam pelajaran bahasa Indonesia, kebanyakan siswa jenuh jika belajar didalam kelas. Disini seorang guru harus pintar-pintar dalam memberikan suatu pengajaran pada anak didik, yaitu dengan memberikan pelajaran diluar kelas. Dengan mengamati lingkungan diluar kelas, siswa disuruh untuk membuat suatu cerita di lingkungan sekitar. Untuk menggali potensi dari seorang anak didik, guru bisa menyuruh untuk menceritakan lingkungan yang mereka temukan.
Tidak hanya pelajaran bahasa Indonesia saja, pelajaran lain pun bisa memakai konsep acara televisi Buku Harian si UNyil ini, misalnya pelajaran IPA, seorang siswa disuruh untuk mengumpulkan jenis-jenis tumbuhan yang ada disekitar lingkungan sekolah. Kemudian siswa menjelaskan kepada teman-temannya yang lain di depan kelas. Disitulah seorang guru bisa membuat siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa acara televisi Buku Harian Si Unyil bisa dijadikan suatu strategi pembelajaran paikem (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) dimana seorang siswa bisa lebih aktif, inovatif dan kreatif. Disamping itu siswa juga tidak akan jenuh, karena pembelajaran yang dilakukan lebih menyenangkan dengan kondisi lingkungan yang berbeda dari biasanya.

KONTRIBUTOR:

NAMA                          : EKA OKTAVIANI CAHYANINGTYAS
NIM                              : 11-8000-191
KELAS                          : 2011-D
TTL                              : SIDOARJO, 04 OKTOBER 1993
HOBI                             : Baca Buku, Dengerin Musik, Online ^_^
KESUKAAN                   : AKU ITU SUKA SAMA HAL YANG LUCU-LUCU

MODEL PEMBELAJARAN Ruben Onsu dan Sarah Sechan.PROGRAM TV " RANGKING 1 "



Pasti tak asing lagi saat kita mendengar kata "Pendidikan", yaa..pendidikan merupakan  hal yang penting dalam kehidupan agar menciptakan generasi yang berintelektual tinggi dan mampu bersaing dalam era global saat ini. Tentunya kunci kesuksesan itu tidak hanya terletak pada siswa maupun orang tuanya saja, tetapi kunci kesuksesan pendidikan itu ada pada seorang "guru".  Untuk mencapai keberhasilan itu tentu guru perlu memiliki model pembelajaran yang bagus, menarik, mudah dipahami serta menyenangkan bagi siswa, agar siswa mengerti dan memahami materi yang diajarkan dengan jelas. Apabila siswa mengerti dan memahami tentu siswa takkan kesulitan dalam belajar dan akan berpengaruh pada pencapaian nilai yang baik dalam semua pelajaran. Di beberapa sekolah saat ini sudah banyak diterapkan model pembelajaran yang bagus, salah satunya model pembelajaran study tour (belajar sekaligus berwisata). Model ini memiliki banyak kelebihan agar siswa tidak jenuh selalu belajar di kelas maka siswa diajak belajar di luar sekolah dengan menujukkan pada siswa kondisi langsung serta menemukan informasi sesuai materi yang akan di teliti, contohnya mengajak siswa study tour ke museum pada mata pelajaran IPS, disini siswa dapat melihat langsung sisa – sisa peninggalan jaman sejarah , serta menemukan informasi terkait sejarah. Dengan metode ini diharapkan dapat menguatkan daya ingat dan pemahaman siswa pada materi yang diajarkan guru.
Era saat ini tak cukup 1 atau beberapa model saja yang di perlukan untuk mencapai keberhasilan belajar siswa, karena itu sangat di perlukan guru yang kreatif yang mampu menciptakan model – model baru dan mampu memanfaatkan segala sumber sebagai inspirasi membuat model pembelajaran. Salah satu sumber informasi yang dapat dijadikan inspirasi model pembelajaran adalah acara televisi, jangan pernah remehkan acara televisi karna tak semua acara televisi itu berdampak buruk pada perkembangan anak. Mungkinkah acara televisi dijadikan model pembelajaran untuk siswa?? Tentu saja itu mungkin.. Nah.. disinilah kepekaan dan kreatifitas guru di perlukan untuk menemukan model baru yang lebih segar, menarik, kreatif serta mudah dipahami siswa dari model yang ada sebelumnya.
Salah satu contoh acara televisi yang dapat dijadikan model pembelajaran bagi guru adalah Program kuis "Rangking 1" Acara ini ditayangkan di Trans TV sejak tanggal 5 Juli 2010, setiap senin-jumat pukul 07:30-08:30 WIB. Dan dibawakan oleh Ruben Onsu dan Sarah Sechan. Pada tanggal 28 Februari-4 Maret 2011, posisi Sarah Sechan sebagai pembawa acara digantikan oleh Ruth Sahanaya. Pada tanggal 21-25 Maret 2011Cynthia Lamusu menggantikan Sarah Sechan sebagai pembawa acara. Selain itu juga ada  Sogi Indra Dhuaja dan Pak Tarno yang berperan sebagai professor. Bagi yang pernah menyaksikan acara ini pasti tahu slogannya .." Rangking 1…Pinter Gak Tuh ?? ". Program "Rangking 1" ini adalah sebuah program yang menampilkan acara kuis dengan kemasan yang berbeda dan menghibur. Nah.. dalam acara ini kita akan disuguhkan model pembelajaran yang kreatif, dalam acara ini dibuat karpet berukuran besar yang dibuat menyerupai permainan ular tangga yang berisikan angka 1-80. Kuis ini menampilkan 4 group dengan total 80 orang yang bersaing mendapatkan hadiah utama sebesar 50 juta rupiah. Masing-masing group terdiri dari 18 orang. Mereka akan bersaing dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan yang akan diberikan adalah pertanyaan seputar pengetahuan umum dasar.
Acara ini selain kreatif juga mengajarkan nilai kejujuran, yaitu peserta tidak boleh berbisik , menoleh pada peserta lain, Jawaban ditulis dengan spidol di papan yang telah tersedia. Ketika pembawa acara berkata "angkat papannya sekarang", semua peserta tidak boleh mengganti jawaban yang telah tertulis di papan jawaban, dan mengangkat papan jawaban di atas kepala. Peserta yang jawabannya benar berhak melanjutkan permainan, sedangkan yang jawabannya salah harus mengakhiri permainan, lalu meninggalkan arena permainan. Peserta pelanggar peraturan akan diberi peringatan (kartu kuning) atau bahkan langsung didiskualifikasi (kartu merah).  Contohnya seperti gambar disamping…Begitu seterusnya hingga tersisa 1 peserta sebagai pemenang yang akan masuk ke babak final "ujian nasional". Pada babak ini Terdapat 9 kategori pertanyaan, waktu bermain adalah 5 menit. Waktu bermain akan mulai dihitung setelah pengacakan nilai hadiah selesai dilakukan. Jika suatu kategori dijawab pass sebanyak 3 kali, maka kategori tersebut dianggap salah. Jika 9 pertanyaan terjawab benar, maka peserta pemenang akan memperoleh hadiah Rp50.000.000,00. Apabila peserta pemenang gagal membawa uang Rp50.000.000,00, ia tetap dihargai dan berhak atas piala dan predikat "Rangking 1" berapapun perolehan uangnya.

Melihat contoh diatas, kini saatnya bagi Guru untuk menerapkan acara "Rangking 1" sebagai model pembelajaran. Dimana guru dapat mencontoh kreatifitas kuis ini seperti membuat karpet ular tangga sehingga mampu menarik perhatian siswa untuk belajar. Apabila mengalami kesulitan pengaadan karpet ular tangga , guru tak perlu kehabisan akal karna menggunakan meja bangku siswa juga sama saja. Guru perlu menyiapkan papan dan spidol bagi siswa, apabila papan tidak tersedia guru dapat menggunakan buku gambar sebagai papan jawaban siswa. Selain itu guru juga perlu menyediakan media sebagai pertanyaan untuk siwa. Misalnya soal percobaan telur dalam air garam. Nilai kejujuran kuis ini bisa diterapkan sebagai model pembelajaran, agar siswa memiliki rasa percaya diri yang besar akan kemampuannya menjawab pertanyaan. Tak hanya itu bentuk penghargaan juga ada pada acara ini, dengan adanya penghargaan meskipun siswa gagal untuk mendapatkan hadiah utama namun siswa tetap merasa dihargai atas prestasinya, sehingga di lain waktu siswa takkan merasa malas untuk belajar. Dan semakin membangkitkan daya tarik siswa karna model pembelajaran yang selalu menarik serta termotivasi untuk mendapatkan nilai yang sempurna agar ia mendapat penghargaan tertinggi dari sebelumnya.

Tentang Aku…
Perkenalkan, Namaku Brian Sindy Apriska. Aku terlahir 20 tahun silam sebagai anak pertama dari 4 bersaudara yang berasal dari keluarga yang sederhana. Saat ini aku bertempat tinggal di daerah Lakarsantri, Surabaya. Aku juga masih berstatus sebagai mahasiswa Prodi S1 PGSD di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.