Google

Sunday, November 24, 2013

MEDIA PEMBELAJARAN PAUD

   http://www.ziddu.com/download/23349611/MEDIAPAUD.ppt.html
Jika ingin slide dalam bentuk Power Point, sila klik gambar atau klik
http://www.ziddu.com/download/23349611/MEDIAPAUD.ppt.html

Wednesday, October 16, 2013

HONGKONG KE4-DJOKO AW

Tuesday, October 15, 2013

CAPE TOWN- DJOKO AW 2011

ACT 2013 SELANGOR - DJOKO AW

ACT UDON THANI THAILAND-DJOKO AW

ACT SUBIC PHILIPPINE-DJOKO AW

Saturday, October 5, 2013

GURU INDONESIA MENYIKAPI HARI GURU INTERNATIONAL.

Ketika hari Guru se Dunia di peringati, selalu memicu ingatanku. Karena bertepatan hari itu, tepatnya tanggal 5 Oktober 2012, aku sedang mempertahankan Desertasi. Sangat bersuka cita kala itu, karena pada saat yang bersamaan p[eringatan hari guru itu sedang berlangsung marak.  
HARU GURU DI PHILIPPINES
     Lain lubuk lain ikan, lain ladang lain belalang, sebuah paribahasa yang menggambarkan adat istiadat yang berkembang bergabtubg darui daerah masing-masing. Lain daerah lain performancenya. Lalu jika dikaitkan dengan peringatan hari guru sedunia, ternyata sangat berbeda. Setiap negara punya cara unik dalam menyikapinya. Tentu tergantung dari kondisi yang berkembang di daerah masing-masing.
Di Philippines Guru memiliki penghargaan yang lebih, barangkali berlebih-lebihan ketika penghelatan hari guru sedunia. Di kota Manila Philippine, hari guru sudah terasa dua pekan sebelum hari "H" nya. Plaza-plaza menyambutnya, tak terbilang jumlah banner/spanduk, baliho atau lainnya ikut serta menyemarakkan. Hampir semua Plaza SM (nama departemen store di Philippina, yang berada di seluruh sudut kota), dapat dipastikan merayakannya. Di Plaza itu marak banner yang memberikan selamat kepada Guru. Kata-kata bijak, sanjungan dan berbagai penghargaan di gelar di Plaza itu. So pasti pengunjung seperti dingatkan untuk menghargai jasa Guru. Tidak ada Demo, nggak ada unjuk rasa, yang ada hanya rasa guru para guru. Pada hari itu, sejak pagi guru-guru telah merelakan air matanya, karena para siswa akan membawa bunga-bunga yang mengambarkan penghargaan atas jasa-jasa gurunya. Hampir setiap sekolah Collage atau universitas, para siswa memberikan ucapan. Sejak pagi buta penjaja bunga  segar sudah berjajar untuk menjajakan bunga-bunga. Mulai di jalan raya, hingga di depan sekolah sudah penuh sesak penjual bunga.
     Pilihan unik merayakan hari guru sedunia, menjadikan sebuah indikator. Guru-guru Philippina justru hanya "duduk manis", menunggu respon dari siswanya. Guru-guru sesunguhnya tidak ingin disanjung  atau di puja-puja. Pokoknya pada hari itu Guru-guru tidak merayakan apa-apa, para siswa dan mantan-matan murid yang mengadakannya. Guru Philippine tidak meminta-minta penghargaan, hanya murid atau siswanya yang tergerak hatinya.
LALU BAGAIMANA DI INDONESIA?
       Tentu berbeda peringatan yang dilakukan di Indonesia. Di Indonesia  justru para Guru sendiri yang berdoa untuk dirinya, Guru Indonesia seakan memperingati harinya sendiri. Merayakan dirinya sendiri, tidak ada siswa atau orang tuanya yang tergelitik mengucapkannya. Yang menggelikan justru ada spanduk yang dibuat oleh Persatuan Guru Republik Indonesia membentangkan selamat Hari Guru International. Di Jakarta (seperti yang dimuat Harian Jawa Pos Edisi Minggu Pagi. 6 Oktober 2013), para Guru di Jakarta melakukan Mogok dan Doa Bersama di Gedung Guru tempat berkatornya Pengurus Besar PGRI. Menurut laporan aktivitas serupa juga dilakukan di Bengkulu, Gorontalo, dan Semarang.
Di kota "pudak" atau kota "wali" Gresik Guru-guru berdoa bersama di suatu tempat yang telah disepakati, hingga para siswa harus pulang lebih awal.
Atas kegiatan  tersebut ada nada sinis yang mengatakan seharusnya guru diam seribu bahasa, dan saat yang tepat guru menunjukkan kinerjanya. Sekolah jalan terus, tanpa ada ujuk rasa. Yang bagus adalah, melakukan tindakan untuk meningkatkan kinerja agar masyarakat lebih "trust" atas kinerja guru.
Hari guru seharusnya tidak dirayakan oleh guru sendiri, namun pihak-pihak lain yang merasa telah menerima jasa baik guru. 
SAAT TEPAT MERENUNG, DAN EVALUASI DIRI
Hari guru International, atau sering disebut sebagai Hari Guru Sedunia, adalah wahana tepat guru membangun kapabelitas dengan menajamkan kompetensinya. Guru harus secara terus menerus membangun daya atau potensi profesional. Membersihkan citra diri, mengangkat moral pengamdian, serta membersihkan dari kontaminasi pikiran kotor dan perbuatan yang bisa menciderai citra Guru. Di masa mendatang justru marak aktivitas merujuk pada peningkatan intelektual capital. Sehingga terbangun image baru, jika setiap peringatan hari guru, p[asti identik dengan meluasnya konvensi, simposium, seminar atau kegaitan peningkatan performance guru. SELAMAT  HARI GURU DUNIA.
 


Thursday, July 11, 2013

JAWA TIMUR BAROMETER PENDIDIKAN INDONESIA



JAWA TIMUR BAROMETER PENDIDIKAN INDONESIA
Djoko Adi Walujo
Di
sampaikan pada acara Talkshow
JAWA POS CAMPUS EXPO 2013

PENGANTAR
         Barangkali terlalu “narsis” kalau tiba-tiba dikatakan Jawa Timur menjadi barometer pendidikan di Indonesia. Namun kalau ini hanya sebuah “title”  Talk Show, barangkali sah-sah saja, karena sebuah gagasan yang dilempar di publik tidak rentan akan sanggahan, atau mungkin justru menstimuli munculnya opini, baik yang mendukung maupun yang menegasi. Di ruang publik semacam ini akan menyemaikan sebuah gagasan, yang semula hanya merupakan harapan, akan berwujud kenyataan




Semoga Jawa Timur menjadi Barometer Pendidikan di Indonesia.

MENAKAR PENDIDIKAN
SEBAGAI BAROMETER
       Banyak parameter yang digunakan mengukur sebuah keberhasilan pendidikan. Ada menakar,  yang berangkat dari “kuantita”, apa pula yang memulai dari “kualita”.  Sesungguhnya pendidikan itu dinilai dari kualita bukan kuantita, namun di negeri ini yang kerap diacu adalah kuntita.
Sesungguhnya kuantita itu hanya akan benar ketika dihadapkankan pada ranah yang berlabel “percepatan dan pemerataan”, namun sifatnya seperti “mass production” ---produk masa. Jika menakar didasarkan pada kualita, maka tidak serta merta akan menghasilakan sesuatu yang bersifat masal.
          Pandangan saya Propinsi Jawa Timur melakukan  konvergensi antara “kuantita” dan ”kualita”.
           Terkait dengan judul Talk Show saya ingin memberikan  rasional, bahwa pendidikan itu sesungguhnya  merupakan proses, sehingga jika kita memaksakan diri sebagai propinsi, yang meletakkan dirinya sebagai propinsi barometer pendidikan, maka yang harus dilakukan adalah selalu mengedepankan Quality Improvement.
       
          Meminjam istilah “Kaizen”, sesungguhnya kualitas itu tercapai karena melakukan continues improvement  atau yang sering diberikan sebutan dengan perbaikan terus menerus, lalu akan berlabuh pada ranah total quality (kualitas total). Nah inilah yang dapat digunakan sebagai dimensi ukur bahwa Jawa Timur sangat prospektif menjadi Barometer Pendidkan. Artinya bahwa Propinsi Jawa Timur itu selalu memiliki peluang untuk menjadikan dirinya sebagai barometer.
         Barometer itu tidak hanya sebagi ukuran saja, tetapi ketika menjadi barometer harus memiliki kesedian menjadi “ laboratorium” atau setidaknya etales contoh keberhasilan. Bersedia dijadikan Bechmarking atau patok duga bagi propinsi lainnya.

MENGAPA JAWA TIMUR PROSPEKTIF
    Indikator yang lazim digunakan didunia ini, jika suatu wilayah memiliki pertumbuhan ekonomi yang mantap, maka pendidikan akan bersemai. Kemajuan pendidkan mempunyai korelasi yang significant dengan kemajuan pendidikan. Ada sebuah adigium yang menyatakan bahwa: “kaya nalar, kaya hati, selalu berakhir pada kaya materi”. Jawa Timur memiliki indikasi ini.
       Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada pada 2012 sebesar 7,27 persen, lebih baik dibanding 2011 sebesar 7,22 persen. Pencapaian ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi secara nasional yang pada 2012 sebesar 6,23 persen.  Jika Jawa Timur pertumbuhan ekonominya lebih tinggi di atas pertumbuhan ekonomi nasional, maka secara transitif dapat dikatakan bahwa pendidkan juga menempati barometer itu.
     Logika transitif, jika pertubuhan ekonomi yang baik, akan berkorelasi dengan tingkat kemajuan pendidikan, bukan hal yang mengada-ada. Realitas empiri menunjukkan ketika dua raksasa ekonomi dunia, “CINDIA” – China dan India mengalamai mega pertubuhan ekonomi, pendidikan di kedua negara itu sangat baik dan dapat dijadikan barometer, hingga saat ini.

PERHATIAN JAWA TIMUR PADA PENDIDIKAN
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Terdapat indikasi yang bersandar pada “kecerdasan emosi”. Sebuah tindakan cerdas pada policy pemerintah terkait dengan pendidikan, jika perhatian kepada anak berkebutuhan khusus sangat tinggi. Bahkan kota akan menjadi kota  hospitable city” atau “amiable city  atau kota yang ramah dan baik hati,  jika dan jika infra strutur yang ada dilengkapi untuk orang-orang berkebutuhan khusus.  Apabila hal ini diterapkan di  kota dan   

kabupaten di Jawa Timur, maka dapat di justifikasi bahwa, propinsi ini sangat educated.
Kemudian indikasi lain adalah terkait dengan tersedianya banyak  sekolah yang diperuntukkan kepada orang-orang disabilities- difabel (berkebutuhan khusus). Di Propinsi Jawa Timur  ada sekitar 406 sekolah SLB- Sekolah Luar Biasa. Khusus jumlah sekolah untuk anak berkebutuhan khusus Jawa Timur urutan pertama, selanjutnya diikuti oleh Jawa Barat (368), Jawa Tengah (150) dan   DKI Jakarta (93).


PERCEPATAN PEMBERANTASAN BUTA AKSARA
       Pernah juga stigma negatif jatuh di Propinsi Jawa Timur, yakni banyaknya buta aksara berada di Propinsi ini.
        Dalam data yang dirilis Kemendikbud  disebutkan, bahwa sampai akhir Desember 2011, penduduk Indonesia yang buta huruf berjumlah 6,7 juta orang. Dari jumlah itu, Provinsi Jawa Timur berada di urutan pertama. Sekitar 1,5 juta penduduknya buta huruf. Provinsi Jawa Tengah menempati rangking kedua, dengan jumlah penduduknya yang buta huruf sebanyak 986 ribu orang. Namun demikian ada juga yang kurang sepakat atas penilaian ini. Dr, Akhmad Muzaki dosen IAIN Sunan Apel yang juga pembesar Yayasan Ma’arief  Propinsi Jawa Timur.  Mengatakan bahwa dasar penilaian yang digunakan hanya buta aksara latin adalah kurang tepat. Seharusnya melek huruf Arab harus dijadikan indikator. Kenyataan,  banyak buta aksara latin ditemukan di wilayah Pantura (pantai utara),  namun mereka adalah orang-orang yang melek huruf Arab.
      Kemudian apa yang ditatap oleh pemerintah Jawa Timur atas stigma negartif itu?
Antsipasi cepat dilakukan dengan melibatkan semua kompenen, untuik maksud menekan angka buta aksara itu.  Kerja keras itu selanjutnya berbuah dan Jawa Timur memberikan andilnya kepada pemerintah pusat, sehingga memeroleh “King Sejong Literacy Prize’,  sebuah penghargaan bergensi dalam menciptakan melek huruf.

BAGAIMANA DENGAN  
PERGURUAN TINGGI DI JAWA TIMUR?
      Harus jujur dikatakan kalau posisi Perguruan Tinggi di Propinsi Jawa Timur berada di “Labia-Barometer” –masih berada di bibirnya barometer.     Sesungguhnya Perguruan Tinggi di Jatim sedang pada wilayah berkembang menuju ke  “kedewasaan” (maturitiy-area).  Indikasi pada Webometrics, lembaga yang memiliki afiliasi dengan Dewan Riset Nasional Spanyol. Terdapat 10 Universitas kategori baik, 2 diantaranya berada di Jawa Timur.
       Dari sisi kuantita, Pergruan tinggi di Jawa Timur dapat dijadikan barometer. Bahwa ada canda jenaka tentang perguruan tinggi swasta di Jawa Timur. Dikatakan  hampir setiap stasiun kereta api di Jawa Timur ada pergruan tinggi. Artinya bahwa dari sisi jumlah PTS, propinsi  Jawa Timur tidak kalah.




DATA JUMLAH PTS
NO
BENTUK PT
∑ Prodi
1
Universitas
929
2
Sekolah Tinggi
382
3
Institut
105
4
Akademi
103
5
Politeknik
40
TOTAL
1559


Kemudian untuk jenis bidang ilmu terdapat 17 varian, terbanyak pada bidang Ilmu teknik (68); Ekonomi (68); dan Hukum (58),......terkecil adalah bidang ilmu Agama fdan Filsafat (1), Seni (2).

MENUJU BAROMETER PENDIDIKAN
     Jika dilihat dari data, maka untuk pendidikan Tinggi di Propinsi Jawa Timur, sangat prospektif untuk bisa menjadi barometer. Tentunya acuannya adalah pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang dahsyat. Jawa Timur sebagai kontributor pertumbuhan ekonomi nasional.
Kita harus mengakui bahwa propinsi ini memiliki kuantita dan kualita sumber daya alam yang berlimpah dengan berbagai variannya. Kemudian ditunjang dengan berbagai infrastukture  yang sudah mapan. Sejatinya Perguruan tinggi di Jatim tidak boleh hanya berperan sebagai komplement, menjadi inti perubahan agar pertumbahan ekonomi  berlangsung terus.


AKADEMI TEMBAKAU
ATAU

Peran apa yang harus dilakukan?SEKOLAH TINGGI KERETA API?
Perguruan tinggi di Jawa Timur harus  mengambil peran dari dimensi akademis, pertama menggelorakan research terkait kondisi geograpik propinsi.  Kedua mengubah paradigma ke arah kearifan lokal. Misalnya, kita mengetahui bahwa Jawa Timur itu menghasilkan tembakau terbaik, bahkan terbaik dunia. Tapi mengapa tidak ada program studi yang mengarah pada pencermatan tembakau? Mungkin ada akademi komunitas tembakau, program studi budidaya tembakau, studi ekonomi kreatif tembakau dll.
         Jika kita melihat infrastrukture yang ada, mulai dari kemaritiman hingga trasnportasi, maka ada yang dapat dikatakan kapasitas terbuang (idle capacity). Di Kota madiun kita mengetahui, di kota berjuluk “kota brem” ini, memiliki industri kereta api, tapi mengapa di Madiun tidak ada Sekolah Tinggi Kereta Api.
Dari sinilah jika dicermati maka Jawa Timur segera mencapai  segalanya.