Buku ini menasehati, memotivasi dan setengah memprovokasi, agar profesi guru tidak boleh dianggap sebagai profesi sambilan, atau profesi yang tidak memerlukan keseriusan. Dalam buku ini diuraikan kisah-kisah yang menginformasikan keteladanan. Melalaui kisah-kisah teladan yang bernafaskan situasi dialog.
Adapun kisah-kisah teladan yang diangkat antara lain:
- Manusia di Titik Nol
- "Aku Sudah Lulus SD"
- Ringan Sama Dijinjing, Brta Sama Dipikul
- "Tuh, Dia Nggak Sekolah, Tapi Kaya"
- Belajar Otodidak
- Moralitas Yang subtil
- "Sekolah Elite, Ya..."
- Di mana Anak Desa Bersekolah?
- Tak Bertani
- "Tak Takut Miskin"
- Guru Berkualitas
- Tas Baru Dan Identitas Belajar
- Bukan di Mana kau NBelajar, Tapi Bagaimana Kau Belajar?
- Memang Mahal
- Anak-anak dan Batu di Pundaknya
- Pintar Itu Indah?
- Pak Ngakil Bertanya Sinis, "Apakah Guru Harus Seperti Mahatma Gandhi?
....Dari artikel - artikel lepas yang didesain seperi suasana dialog itu, difungsikan sebagai pemicu kesadar guru, dan guru diharapkan mampu mengampil peran dalam bentuk perilaku layaknya seorang profesionalis pendidik. Artikel juga dimaksudkan memberikan wacana guru dalam bertindak, sekaligus membaca lebih dini akaibat-akibat yang akan muncul kemudian.
Data buku
JUDUL: Rahasia Menjadi Guru Teladan Penuh empati
PENULIS: Wajihudin Alantaqi
PENERBIT: Ringroad Timur, Tegalsari, Banguntapan, Jogjakarta
ISBN: 978-602-955-433-5
CETAKAN: Pertama Januari 2010
TEBAL: 295 halaman
[]
No comments:
Post a Comment