KUATKAN JATI DIRI & BANGGA MENJADI
BANGSA INDONESIA
Disampaikan pada kegiatan
Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur
Djoko Adi Walujo
PENGANTAR
Hingga kini banyak orang melihat negerinya
sendiri dari sisi kelam dan buruk, pandangan atomisitik ini membuat orang
cenderung untuk pesimistik, dan sangat negatif. Pandangan semacam ini tentu
kurang arief, juga sebaliknya melihat negeri secara berlebihan dan memuja tanpa
batas membawa sifat angkuh dan chauvinistik.
Generasi muda harus memandang
secara obyektif, nir kepentingan dan lepas dari prasangka-prasangka. Generasi
muda yang sadar akan plus minus negerinya, akan membuat instropeksi diri secara
dini, dan membuat rekaan-rekaan arif sebagai daya antisipastif.
Jika kita sebagai bangsa cenderung hanya
memandang dirinya sendiri (self image),
apalagi menganut idola sesat seperti katak dalam tempurung, maka kemajuan
negeri urung terjadi. Seharusnya ada keseimbangan, berupa kegaiatan untuk
menerima pandangan orang lain (image
others). Karena keseimbangan antara diri kita dan pandangan orang lain
merupakan pertemuan terindah, yang akan membuat bangga negerinya. Kebanggaan
inilah yang akan melahirkan jiwa rela berkorban dari rasa cintanya terhadap
tanah air tercinta.
Kita harus kuatkan jati diri bangsa,
sadar akan plus minusnya, lalu menghilangkan dan mengurangkan segala kelemahan,
dan merawat segala keindahan yang membuat kebanggaan citra bangsa.
Letakkan obyektivitas tanpa pretensi
buruk, letakkan obyektivitas untuk memberi daya agar cinta tanah bukan
merupakan syarat, tapi sebagai keharusan
mutlak.
JADILAH
PATRIOT:
Bangsa Indonesia adalah
bangsa yang memiliki sejarah yang panjang. Mulai dari era kerajaan, dengan
berbagai romatikanya, zaman penjajahan hingan
tercapainya kemerdekaan. Sdejatinya tak mudah bagaikan membalikkan telapak
tangan untuk mencapai kemerdekaan itu. Perjuangan dengan kekuatan fisik
disertai doa sebagai daya kekuatan Illahi dimunajatkan. Menjadi sebuah perjuangan yang kuat dan pada
gilirannya membawa bangsa ini mewujudkan cita – cita hakikinya, yakni
“MERDEKA". Peran segenap rakyat Indonesia dengan berbagai manifestasinya
semata-mata hanya ditujukan untuk berjuang dan tercapainya kemerdekaan. Kunci keberhasilan itu terletak dari kadar Nasionalisme dan Patriotisme yang merupakan kunci perekat yang mempersatukan
seluruh kalangan masyarakat Indonesia.
Saat ini bangsa kita
berada di labirinnya dunia tanpa batas, yang diramaikan dengan pesatnya
perkembangan teknologi dan informasi,
dan ketika globalisasi yang dipenuhi
dengan kemajuan teknologi itu, membawa buruk maka akan membuat pudarnya rasa Nasionalisme dan Patriotisme .
Realita ini sungguh menyedihkan, apalagi saat ini dipertontonkan pada
dunia secara bebas dan vulgar, aksi-aksi
pornografi, sex bebas, bahkan merebaknya narkotika dikalangan generasi yang masih usia belia, yang akhirnya
kan mereduksi sebuah semangat “Propatri.
Kita harus sadar, bahwa kali ini semangat
Nasionalisme dan Patriotisme masyarakat Indonesia terkontaminasi oleh budaya
asing. Citarasa ke Indonesiaan semakin menyempit karena derasnya penetrasi
budaya asing.
Duet Bung Karno dan Bung Hatta dianggap
paling mewakili semangat patriotisme dan nasionalisme generasi muda Indonesia kala
itu. Menurut sang proklamator itu, bahwa,
martabat dan identitas diri sebagai bangsa merdeka sangat penting. Sebagaimana yang dikuti oleh Bung Hatta terkait
dengan buah pikir Prof. Kranenburg dalam Het Nederlandsch Staatsrech, “Bangsa merupakan keinsyafan, sebagai suatu
persekutuan yang tersusun jadi satu, yaitu keinsyafan yang terbit karena
percaya atas persamaan nasib dan tujuan. Keinsyafan tujuan bertambah besar
karena persamaan nasib, malang yang sama diderita, mujur yang sama didapat, dan
oleh karena jasa bersama. Pendeknya, oleh karena ingat kepada riwayat (sejarah)
bersama yang tertanam dalam hati dan otak”.
Disini
kita dituntut untuk selalu mengedepankan kebersamaan, senasib dan sepenangungan.
Kita tidak boleh menghidupkan idividualisme, ataupun etnosentrisme. Hindari “the
idols of tribe”, sebuah tindakan yang mengidolakan kesukuan. Kesukuan
harus dihindari, karena negara ini merupakan negara sarwa warna, ada sekitar
740 suku di negeri tercinta ini. Kiatnya harus angkat jargon “KITA BANGSA
INDONESIA” Jaga bangsa ini sebagai bangsa majemuk Bhinekka Tunggal Ika Tanpa
Dharma Mangruwa, “Unity in Diversity”.
CERITA SEPINTAS KEKAYAAN BANGSA INDONESIA:
Doktor
Stephen Oppenheimer pikiranya berkecamuk setelah mempelajari pikiran cerdas
filsof Plato, ketika itu Plato menegarahi bahwa ada “surga” yang hilang. Sebuah
tanah dengan kekayaan dan keseburan yang dahsyat hilang dimuka bumi. Konon di
ceritakan bahwa terdapat gugus pulau yang menjadi negara dengan budaya yang
amat sangat tinggi. Memiliki teknologi pertanian yang amat canggih, bahkan kehidupannya
serba dalam aturan yang jelas. Kemudian pikiran yang mengganggu benak Doktor
Stephen itu, di bentangkan dalam buku yang berjudul : “Eden in The East”.
Setelah buku itu launching membuat dunia “geger”, membuat semua peneliti hebat
terperanjat, karena dari tanda-tanda yang ada, ditengari adalah Indonesia,
sebagai negara yang terletak di Kathulistiwa. Pemikiran ini sejalan dengan
pemikiran Profesor Arysio Santos, seorang guru besar dari Meksiko. Santos
menulis buku dengan tajuk Atlantic, menggambarkan suatu negara yang tumbuh
dengan peradaban yang sangat tinggi dan bagus. Tetap saja Indonesia yang
ditengarahi oleh santos itu.
Keadaan
inilah yang mengundang keinginan seorang-orang untuk memiliki Indonesia.
Berikut adalah diskripsi yang menjawab kebenaran pemikiran Stephen Oppen
Hoaimer dan Arysio Santos.
Tambang uranium yang menggemparkan dunia:
Negara ini punya pertambangan
emas terbesar dengan kualitas emas terbaik di dunia, dan ketika pertambangan
ini dibuka hingga sekarang, telah mengasilkan 7,3 juta ons tembaga dan 724,7
juta ons emas. Bahkan ketika emas dan tembaga disana mulai menipis
ternyata dibawah lapisan emas dan tembaga tepatnya di kedalaman 400 meter
ditemukan kandungan mineral yang harganya 100 kali lebih mahal dari pada emas, yakni
URANIUM!
Cadangan Gas Bumi:
Cadangan
Gas Alam Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Antara lain di Blok Natuna
dan Blok Cepu yang menghasilkan sekitar 200 kaki kubik minyak bumi dan gas
alam.
Pemegang Paspor Terbanyak di Dunia
Setiap
tahun negara yang berpenduduk 251.160.154 ini setiap tahunnya menerbitkan
Paspor minimal 250.000, ditengarai hampi dua kali limat, yakni 500.000
pertahun. Ini pertanda bangsa kita sedang bersedekah pada negara lain milyaran
rupiah
Pengguna Sepeda Motor yang terbanyak di
dunia:
Sekarang
sudah mencapai 88 juta sepeda motor, dan dengan tingkat mobilitas yang sangat
tinggi, hal ini secara signifikan identik negara yang “minum” bahan bakar.
Artinya kemampuan bangsa ini sangat hebat. Belum termasuk mobil yang digunakan.
CERITA
TENTANG PAKAR GEOPOLITIK:
Memahami
geo politik itu penting, “Conditio sine Quanon”, seatu keharusan dan tak
mungkin di tawar-tawar. Seluruh bangsa
ini harus paham, wajib paham, karena pemahaman geopolitik yang bagus, akan
melahirkan jiwa yang terpanggil untuk melindungi tanah air. Disamping itu
geopoliti memandu kita pada sebuah kesadaran, jika negara kita memilki kekayaan
yang melimpah, dan keadaan yang indah. Kekayaan menjadi simbul keunggulan
banding (comparative adventage) dan keunggulan saing (competitive
adventage).
Lalu apa sejatinya geopolitik itu?
(sumber internet
Ajaran
Prof Frederich Ratzel (Lebensraum) , Jerman (1844-1904). Menurut Ratzel, negara
dianalogikan sebagai organisme yang lahir, tumbuh dan berkembang mempertahankan
hidup, menyusut dan mati. Negara adalah
“ruang” (wilayah) yang ditempati oleh
kelompok politik dalam arti kekuatan. Makin luas potensi ruang tersebut,
semakin besar kelompok politik itu tumbuh dan berkembang.
Ada
adigium yang mengatakan, bahwa hanya bangsa yang “unggul” yang mampu bertahan
hidup dan langgeng. Sementara itu, semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin
besar pula Sumber Daya Alam yang dibutuhkan, Jika “ruang” tersebut tak dapat mendukung dinamika
(budaya) bangsa, niscaya pada sisi lain kekuatan politik tadi akan mencari
pemenuhan kebutuhan SDA di luar wilayah. Bisa juga karena kebutuhan SDA negara
akan melakukan ekspansi atau koloni.
Teori
Ratzel melahirkan gagasan untuk melegitimasi (hukum) ekspansi, terutama ketika
dinamika budaya manusia (ekonomi, perdagangan, perindustrian, dll)
membutuhkan (imbangan) pemekaran wilayah. Ajarannya menekankan, bahwa
hakikat batas-batas negara sifatnya sementara. Dengan kata lain, jika “ruang”
hidup organisme (negara) tak lagi memenuhi keperluan, maka teori ini melegalkan
(kaum) kelompok politik ‘dapat’ memperluas atau mengubah batas-batas negara
baik secara damai maupun melalui jalan perang. Sekali lagi, makna ‘dapat’
artinya tidak wajib. Mereka boleh menggunakan atau tidak, tergantung dari political
will kelompok atau elit politik sebuah negara.
Pada
gilirannya teori ini menimbulkan dua aliran, dimana aliran pertama fokus pada
kekuatan darat, sementara aliran lain berfokus pada kekuatan laut. Ketika
muncul persaingan antara keduanya maka Ratzel pun mengemukakan gagasan baru,
bahwa dasar-dasar suprastruktur geopolitik kekuatan total (menyeluruh) sebuah
negara harus mewadahi pertumbuhan kondisi dan kedudukan geografinya. Ia
menyatakan bahwa ada keterkaitan antara struktur (kekuatan) politik, geografi
dan tuntutan pertumbuhan negara/organisme.
No comments:
Post a Comment