Google

Monday, March 1, 2010

MENJADI GURU PROFESIONAL BERSTANDAR NASIONAL

Membangun profesionalisme guru bukan hal yang mudah dan instan, namun diperlukan waktu proses serta, serta dipersiapkan pranata yang matang serta kesungguhan yang tinggi.
Menurut buku ini pranata utama yang harus disiapkan adalah payung hukum, yakni berbagai aturan perundangan yang berdampak pelaksanaan. Hal ini terkait dengan kelazimnya yang yang dianut negeri ini yang cenderung serba menegara, semuanya harus berangkat dari perundang-undangan. Eksekusi kebijakan tidak mungkin dilakukan manakala tanpa back-up, perundangan.
Hal ini juga terjadi ketika ada kehendak melahirkan sosok guru yang memiliki profesional.
Buku ini berupaya untuk memaparkan segenap perundangan yang terkait dengan pembentukan Guru yang profesional. Disamping hal tersebut juga diuraikan kode etik guru, serta pengenalan singkap organisasi keguruaan. Seperti organisasi guru internasional (Education Internasional).
Adapun perundangan yang dibentangkan buku ini antara lain:
  1. UU N0.20/2003 [Sisdiknas]
  2. UU No. 14/2005 [Guru dan Dosen]
  3. PP No.19/2005 [Standar Nasional Pendidikan]
  4. PP No.74/20078 [Guru]
  5. Permediknas [Standar Nasional Pendidikan]
  6. Permendiknas No. 10/2009 [Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan]
  7. Permendiknas No.36/2007 [Penyaluran Tunjangan Profesi Bagi Guru]
  8. Permendiknas No.39/2008 [Pembinaan Kesiswaan]
Data buku
JUDUL:
PENULIS: Zainal Aqib
PENERBIT: Yrama Widya. Jl. Permai 28 No. 97-100. Telp: (022) 5403518-5403533. E-mail: yramawidya@indonet.id. yrama.redaksi@gmail.com. http://www.yrama-widya.co.id/
ISBN: 978-979-543-999-8
TEBAL: 186 + vi halaman; 14,5 x 20 cm
CETAKAN: I- Desember 2009
[][]

GURU LUAR BIASA

Buku ini menggmbarkan sebuah kisah nyata perjuangan seorang guru. Sebuah kisah yang patut diteladani. Ciptono sebuah nama cantik yang mengubah makna pendidikan, merintis merantas sebuah niat direlung dunia didik mendidik, bertmula dari yang sederhana, akhinya berbuah mendunia. Awal gagasannya diaplikasi di garasi rumah, kemudian "bim salabim" dibuat ruang kelas. Kegiatannya terfokus pada niatan bagus, bagaimana mengisi kehidupan dengan membelajarkan orang, apalagi jika yang disentuh adalah insan yang memiliki kekurangan. Tak hanya kurang harta, namun kurang fisik menjadi sentuhan niatnya. Pernah suatu kali Musium Rekor Indonesia (MURI), mengapresiasi.
Buku ini mengajak sekaligus membakar semangat semua orang yang benar punya perhatian terhadap kemajuan melalui citarasa pendidikan. Kisahnya meneladani juga menantang. Ya,... menantang siapa saja, agar berbuat dan tidak hanya berhenti di benak bersarang otak, apalagi hanya NATO - Not Action Talk Only. Menggelitik para cerdik pandai, mungkin juga para manusia terhormat yang duduk di Sianggasana legislatif, atau orang yang mendapat murah hati yang duduk di birokrasi. Persoalan pendidikan harus dijadikan acuan untuk melihat dunia ke depan. Kisah ini secra utuh membahas bab-bab sebagai berikut: