“Kehidupan akan bermakna indah bila dalam hidup ada pengorbanan.
Tapi hidup akan terasa gelap bila dalam hidup penuh dendam dalam hati. Maka,
jadilah orang yang pemaaf”
Guru bagaikan saringan
Apakah
guru bisa diibaratkan sebagai saringan? Tentu saja bisa. Kita lihat dari segi
manfaat saringan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu manfaat dari saringan adalah
sebagai penyaring daun teh yang dicampur dengan air hangat. Agar ketika air teh
yang nantinya kita minum tidak tercampur dengan ampas daun teh tersebut. Sehingga,
kita bisa menikmati teh hangat secara nikmat dan tidak perlu lagi untuk memilah
satu persatu daun teh mana yang akan kita ambil.
Begitu
pula dengan guru,
Sebagai
guru yang profesional. Sebelum mengajar, guru terlebih dulu menyiapkan
materi mana yang akan disampaikan kepada
peserta didiknya serta disesuaikan
dengan sub bab yang akan diterangkan saat ini. Agar tidak terjadi penyimpangan
materi. Sehingga, siswa dapat menerima materi dengan tepat, benar, dan akurat.
Tidak ada lagi kata ragu-ragu dalam materi yang ia terima. Jadi, ketika siswa
menerapkan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari anak akan merasa percaya
diri.
Dalam
pembelajaran yang diharapkan seorang guru ketika menyampaikan materi, anak
didiknya mampu memahami dan mengerti materi yang disampaikannya. Suatu contoh,
ketika guru tiba-tiba memberikan pertanyaan disela-sela beliau menerangkan.
Tentu saja, dalam hal ini seorang guru menginginkan anak didiknya tanggap dan
mampu menyaring informasi-informasi yang beliau sampaikan sehingga dengan
cepatnya siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan benar.
Tidak
hanya itu, guru adalah panutan masyarakat. Seorang guru haruslah berperilaku
yang baik seperti halnya bertutur kata sopan sampai cara berpakaian pun
diperhatikan. Sifat jelek dan baiknya guru dapat ditentukan dari mata
masyarakat sekitar.
Layaknya
fungsi teh untuk memilah air teh dengan ampas daun teh. Tentu yang baik untuk
kita minum kita ambil air tehnya bukan ampas daun teh.
Dalam
pembelajaran pun guru selalu mengingatkan kepada siswanya agar tidak lupa untuk
selalu belajar agar ketika ujian mendapat hasil yang memuaskan. Akan tetapi,
jika tidak belajar maka akan mendapat nilai yang jelek. Dari contoh sekecil ini
pun siswa bisa membedakan antara perilaku yang baik dan buruk.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa guru bagaikan saringan teh ialah mengajarkan
agar para siswa dapat berfikir secara cepat, tanggap akan materi yang
disampaikan oleh guru, serta mampu membedakan mana sesuatu hal yang baik dan
buruk untuk dirinya.
KONTRIBUTOR
KONTRIBUTOR
ANIS NURHAYATI
PGSD 2011 E / 11-800-0221
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
No comments:
Post a Comment