Merendam pakaian kotor dengan detergen yang pasti di
yakini dapat menghilangkan noda. Seperti halnya guru yang memilih metode dalam
pembelajarnnya. Sang guru pasti berfikir sebelum mengajar, metode apa yang
harus ia gunakan sehingga dapat di fahami para siswanya, bahkan sang guru
semalaman berfikir, mempelajari materi yang esok akan ia ajarkan. Jika beliau
masih belum memahami materi tersebut, beliau membuka - buka referensi yang lain
sampai beliau benar – benar mengerti dan faham. Sungguh besar kerja keras sang
guru, sekuat tenaga beliau berusaha untuk menjadikan para peserta didiknya
orang yang bermutu.
Mengucek pakaian sebersih mungkin, bagaikan guru
yang mengajarkan para siswanya nilai – nilai serta moral – moral dalam
kehidupan, sehingga siswa dapat mengerti sesuatu hal yang baik dan buruk. Semua
hal yang terbaik untuk siswa pasti beliau ajarkan. Sang guru sangat menyayangi
para siswanya, jikalau siswa terjerumus dalam lembah hitam, sungguh membuat
hati sang guru sakit dan bersalah. Karena guru merasa selama ini tak pernah
mengajarkan tentang kebaikan sehingga siswa dapat terjerumus dalam lembah hitam
kehidupan. Sungguh mulia hati beliau, dapat merasakan kesedihan
siswanya.menangis saat keburukan terjadi pada siswanya, tersenyum saat
kebahagiaan terpancar dari wajah sang siswa.
Memberikan pewangi saat akan menjemur
pakaian, sehingga saat pakaian tersebut dipakai dapat memberi keharuman bagi
pemakainya. Bagaikan guru yang memberikan penjelasan tentang kelebihan –
kelebihan ilmu terhadap siswanya. Karena
dengan ilmu, harta, dan tahta akan datang dengan sendirinya. Serta penjelasan
tentang materi dunia adalah sarana penting untuk mendapatkan dunia, kunci dari
dunia ini adalah ilmu. Semua pasti akan di jelaskan oleh sang guru dengan
harapan para siswanya menjadi wewangian di tengah masyarakat dengan budi
pekerti yang bagus, akhlaqul karimah dan ilmu yang bermanfaat akan menjadikan
siswa menjadi pemilik dunia ini..
Menjemur pakaian di tengah
terik matahari agar kering, sehingga tak membuat dingin pada pemakainya.
Bagaikan seorang guru yang memiliki rasa keikhlasan serta ketulusan dalam mendidik
para siswanya. Kehangatan kasih sayang yang di berikan guru dalam mendekati
siswa, merasakan kesedihan siswa, kegembiraan siswa. Semua itu beliau lakukan
untuk membimbing peserta didiknya agar belajar bukan
karena ijazah semata, mengejar harta, jabatan, popularitas, dan kemewahan
duniawi, sebab semua itu bisa mengarah pada sifat materialistis. Sementara
seorang pendidik yang materialistis akan membawa kehancuran bagi dirinya
sendiri dan peserta didiknya. Tak ada sedikitpun dalam kepribadian guru
rasa ingin meminta imbalan dari apa yang telah ia ajarkan, karena setetes ilmu
sampai kapanpun tak dapat di beli dengan uang. Lebih dari itu, rasa ikhlas
sang guru dalam mengamalkan ilmunya berhubungan dengan niat yang letaknya dalam
hati, dan itu merupkan proses panjang, sepanjang usia manusia dalam usahanya
menjadikan dirinya sebagai manusia yang sempurna.
Kata Mutiara : Guru sejati
adalah guru yang menabur rinso dan menyiram wewangian. Artinya membasmi
kebodohan dan mensukseskan siswa.
KONTRIBUTOR:
Nama : Nurul
Fajriani.
TTl : Surabaya, 26
Juni 1993
E-mail
: Fajriani_nurul28@yahoo.co.id
No comments:
Post a Comment