Google

Friday, March 13, 2009

UBAH PERILAKU MENUJU RANAH “LESSON STUDY”

Buku yang diterbitkan oleh Balai Pengembangan pendidikan Nonformal dan Informal [BPPNFI] Regional IV Surabaya ini membentangkan sebuah kreasi solutif dari seorang-orang pendidik negeri sakura. Melalui keprihatinannya akan pendidikan di Jepang, dan keinginannya untuk menjadikan pendidikan lebih baik dan terhormat, Makoto Yoshida melahirkan buku ini, selanjutnya dibuat makalah seperti berikut:

PENGANTAR .

Lesson Study saat ini telah menyeruak di antero dunia, bahkan Indonesia termasuk negara yang ikut menggandrunginya, serta merta mengadopsi untuk peranti membangun profesi. Lesson Study sebenarnya adalah sebuah terminology yang berkembang di ranah pendidikan, dan pertama kali muncul ketika seorang-orang pakar pendidikan Jepang, Makoto Yoshida sedang merapungkan disertasinya di University of Chicago. Lesson study adalah sebuah terjemahan dari “yugyou kenkyuu”. Hingga kini sang maestro pendidikan Jepang ini dianggap sebagai pionir yang merintis penerapan lesson study di Amerika bersama professor pendidikan dari Milss College Oakland. Catherine Lewis. Bak gayung bersambut karena Catherine Lewis sebenarnya sangat tertarik, bahkan telah banyak melakukan penelitian tentang system pendidikan di Jepang. Pada perjalanannya Amerika pun mulai mengadopsi dan mencoba menerapkannya, namun pertama kehadirannya Lesson study mendapatkan getaran “pesimistis”. Tapi sekarang Lesson Study di Amerika mendapatkan tempat.

TUJUH MANFAAT [“7M”] DALAM PERBAIKAN KOMPETENSI PROFESIONAL


Pada hakikatnya Lesson Study lahir dari sebuah proses induktif dari realitas empiri persoalan-persoalan pendidikan, dan yang lebih mikro di ranah pembelajaran. Proses induktif itu terjadi di Jepang. Namun saat ini telah tertata difungsikan sebagai proses pengembangan untuk para guru, dan dikreasi secara sistematis, teristimewa tujuan utama menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih baik dan efektif
Melalui Lesson study akan direngkuh manfaat-manfaat sebagai berikut:


  1. Lesson Study Memicu Munculnya Motivasi untuk mengembangkan diri
  2. Lesson Study Melatih Pendidik “Mencermati” Peserta Didik
  3. Lesson Study Menjadikan Penelitian Sebagai Bagian Integral Pendidikan
  4. Lesson Study Membantu Penyebaran Inovasi dan Pendekatan Baru
  5. Lesson Study Menempatkan Para Pendidik pada Posisi Terhormat
  6. Lesson Study Memunculkan Knowledge Sharing
  7. Lesson Study Membangun hubungan kolegial dan Mutual Learning
TUJUH KENDALA PENERAPAN

Sesuatu yang baru acapkali mendatangkan celaan, apalagi ditopang oleh sebuah anggapan akan menggantikan yang lama. Sisi lain diperparah dengan kecenderungan enggan berubah “Anti Perubahan”. Realitas ini akan menjadi kendala penerapan Lesson Study. Adapun terdapat kendala-kendala itu adalah:

  1. Anggapan bahwa Lesson Study pemborosan waktu, karena aktivitas Lesson study selalu membutuhkan pengorbanan waktu bagi sang pendidik, bahkan harus rela untuk berlebih-lebihan. Intensitas diskusi yang kerap, juga Memerlukan siklus yang panjang dan banyak

  2. Lesson Study dianggap tidak relevan dengan budaya Indonesia yang cenderung permisif dan selalu menjujung kaidah harmonisasi ketimbang keterbukaan.

  3. Lesson Study dianggap memaksa pendidik mengubah gaya mengajar

  4. Merasa terawasi dan “risi” ketika dalam proses belajar mengajar dihadiri Observe

  5. Anggapan adanya pemaksaan, untuk mengubah gaya belajar

  6. Tututan pendokumentasian dianggap beban biaya tinggi [hight cost]

  7. Lesson study tidak cocok dilakukan pada pendidikan non formal, dan hanya cocok untuk pendidikan formal
TUJUH IDEALITAS YANG DIPERSYARATKAN:
Sebagai inovasi Lesson Study tidak serta merta mudah diterapkan, apa lagi langsung siap pakai [running well], namun harus mengikuti tahapan fisis dari nol derajat hingga seratus derajat. Oleh karenanya Lesson Study kerap kali di juluki sebagai bentuk CPD – Continuing Professional Development, dan menjunjung azas perbaikan terus menerus “Continues Improvement”.
Untuk mengemban pencapaian maka terdapat beberapa yang dianggap sebagai persyaratan, yakni persyaratan kondisi ideal.
1. Adanya Stabilitas Kebijakan Pendidikan
2. Dukungan Birokarsi Pendidikan
3. Kemampuan menerima perubahan
4. Kurikulum yang Memberi Ruang untuk berkembang
5. Budaya Refleksi Diri
6. Budaya Kerja Sama
7. Budaya pendokumentasian


TUJUH KUNCI PERUBAHAN TINGKAH LAKU:

Sejumlah unsur yang menjadi ciri perubahan tingkah laku seorang guru, menuju Lesson Studi:


  1. Tingkah laku dimotivasi : seorang-orang mau berbuat sesuatu karena adanya tujuan yang hendak dicapai. [seorang-orang guru harus memahami secara holistic hal ikhwal “lesson studi”, apa dan mengapa lesson studi]. Perubahan tingkah laku dimulai dari dalam organisme yang bermotivasi, dan keadaan ini muncul berkat kebutuhan pada organisme. [seorang-orang guru harus memahami, apa manfaat lesson studi]
  2. Tingkah laku yang bermotivasi adalah tingkah laku yang sedang terarah pada tujuan: Motivasi mengandung dua aspek yakni adaanya keadaan tegang [tension] atau ketakpuasan dalam diri seseorang dan kesadaran bahwa tujuan tercapainya tujuan akan mengurangi ketegangan tersebut. Ini berarti pencapai tujuan adalah pengurangan ketegangan dan pemuasan kebutuhan. [ditilik kelahirannya lesson studi hadir atas sebuah ketegangan dari keadaan pendidikan di Jepang, yang menginginkan pendidikan memiliki daya kompetitif mendunia].Makna terdalamnya Lesson studi tidak akan membumi jika tidak ada permasalahan yang dihadapi.
  3. Tujuan yang disadari oleh seorang-orang akan mempengaruhi tingkah laku di dalam upaya mencapai tujuan tersebut: Konsekuensinya ialah tingkah laku bersifat selektif dan regulative. Seorang-orang memilih perbuatan/tindakan yang hanya mengacu ke arah pencapaian tujuan yang dapat memuaskan kebutuhannya. [harus pararel antara individu seorang guru dalam memandang kebutuhan utamanya terkait dengan penerapan lesson studi, dengan tujuan sekolah. Jika tidak pararel maka, justru guru akan mengadi efek pencegah- deterrent effect]
  4. Lingkungan menyediakan kesempatan untuk bertingkah laku tertentu, dan/atau membatasi tingkah laku seorang-orang tertentu: Lingkungan sebagai situasi stimulus dalam satu sisi dapat memuaskan kebutuhan dan dalam sisi lain dapat membatasi pemuasan kebutuhan dengan cara tertentu. [Lesson study membutuhkan lingkungan yang kondusif, dukungan birokrasi pendidikan yang signifikan adalah pemicu potensi sukses. Lesson studi berhasil dengan bagus di negeri sakura, karena dunia pendidikan di Jepang menyediakan kancah tersebut secara signifikan]
  5. Tingkah laku dapat dipengaruhi oleh proses-proses dalam organisme: Persepsi, pengalaman dan konsepsi yang dimiliki seorang-orang untuk memp[engaruhi tingkah laku terhadap aspek-aspek tertentu dilingkungannya, misalnya sikap terhadap orang/individu lain. [Lesson study lahir karena menginduksi dari realitas empiri, yakni kenyataan pendidikan di Jepang, kemudian setiap individu guru merespon secara positif, akhirnya lesson studi memiliki “pamor’ dan memiliki sentuhan hati dan daya pembangkit motivasi. Ingat! Lesson Studi selalu memasang syarat kebersamaan (team work), kepedulian dalam berkolaborasi. Winning Team Solution]
  6. Tingkah laku ditentukan oleh kapasitas dalam diri organisme manusia: Kapasitas itu berupa intelegensi dan abilitas sesuai dengan tingkat perkembangannya. Seorang-orang mampu melakukan sesuatu perbuatan sesuai dengan tingkat kapasitasnya sendiri. [Lesson study selalu tidak berhenti membangun kebersamaan, saling melengkapi (komplementer), tidak akan mengambil sebuah keputusan (decision) tanpa melakukan refleksi. Refleksi adalah pangkal sekaligus simpul]
  7. Tingkah laku yang dilandasi Ambisi Sehat: Tingkah laku seorang-orang yang dilandasi dengan ambisi yang sehat kerapkali menghasilan produk terbaik, pada pada akhirnya membuahkan rasa percaya diri. [Lesson study yang kental dengan budaya kolaborasi dan refleksi ini sangat mengharapkan adanya pribadi-pribadi pengajar/guru yang memiliki ambisi yang sehat]

2 comments:

SP_WEBLOG said...

saya tertarik dengan lesson study,tolong jika ada buku yang berkaitan dengan lesson study,jika tidak keberatan pengarang buku siapa dan penerbit.
Matur nuwun
supraptaps@yahoo.co.id

Djoko Adi walujo [Pemerhati Buku] said...

Ada nanti saya carikan, penerbit Bayu Media.