Google

Thursday, March 6, 2008

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Kurt Lewin, seorang psikolog sosial dari Amerika mencetuskan gagasan cantiknya terkait dengan upaya peningkatan pembelajaran, melalui aktivitas yang disebut dengan “CAR” – Classroom Action Research. Cetusan gagasan ini, memicu ahli lainnya meneruskan dan mengembangkannya, diantaranya adalah Stephen Kemmis, Robin Mc Tanggart, Jhon Elliot, dan Dave Ebbutt. Ketika itu tahun 1946 “CAR”, atau dengan mudah kita menyebutnya “PTK”- Penelitian Tindakan Kelas, berkembang. Selang 34 tahun kemudian Indonesia baru mulai membicarakan akrtivitas ini (1980).
Perkembangan PTK di Indonesia dapat dikatakan berjalan di tempat, bahkan dapat dianggap “mandeg” atau stagnan. Latar belakangnya jelas, yakni karena atmosfir penelitian belum menyentuh daratan akademik Indonesia. Kegiatan penelitian acapkali dikalahkan dengan kepentingan yang kelihatannya lebih utama, namun realitas sebenarnya tidak seperti yang kita duga, misalnya hanya mengedepankan kegiatan belajar mengajar. PTK acapkali dianggap sebagai aktivitas yang sumir dan level kepentingannya dianggap rendah, sedangkan bobot keilmuannya sering diperdepatkan. Inilah problem intinya.


GURU PROFESIONAL

Seorang-orang yang mendeklarasikan dirinya professional, harus memenuhi tiga persyaratan yakni:
  1. Expertise, [keahlian]
  2. Responsibility [tanggung jawab]
  3. Corporate ness [kesejawatan/jiwa korsa]

Begitu membahas keahlian, maka tuntutan guru akan lebih berat, karena proses belajar mengajar yang sering dilakukan dan dianggap paling utama hanyalah kegiatan yang bersifat mekanistik, dan static.
Proses belajar mengajar yang hidup dan bermakna, manakala terbuka untuk dievaluasi, dan selalu menerima jika ada perubahan. Hanya perubahanlah yang akan memberikan kebermaknaan, akan mengantarkan siswa menjadi “takjub’. Kata seorang ahli, proses pembelajaran yang jarang di “update”, akan menjadi aktivitas yang membatu akhirnya menjadi fosil. Jawabannya adalah sebuah aktivitas yang mampu di jadikan tumpuan dalam melakukan perbaikan belajar mengajar secara terus menerus [continus improvement], sedangkan aktivitas yang dimaksud adalah melakukan penelitian terhadap proses pembelajaran. Aktivitas ini didahului dengan penelitian dan tindak lanjutnya, yang populer dengan, penelitian tindakan kelas yang disingkat dengan PTK.


PTK MEMBANGUN PROFESIONALISME GURU.

Terdapat beberapa alasan mengapa PTK, merupakan modal dasar dalam membangkitkan prosfesionalisme Guru, yang antara lain:
PTK mengkodisi Guru tidak hanya menjadi praktisi mengajar, yang cepat puas terhadap kinerjanya yang mekanistik dan tidak dinamik, namun melalui PTK akan selalu mengadakan perbaikan secara terus menerus, dan menstimuli penemuan-penemuan [innovative] dalam pembelajaran yang efektif, efisien dan rasional.
PTK memberikan nuansa yang etis, sehingga Guru akan lebih peka dan kritis serta memiliki pemikiran yang reflektif terhadap segela materi yang disampaikan kepada siswanya.
Secara dini akan segera mengetahui kelemahan-kelemahan yang terjadi di kelas, utamnya ketika proses pembelajar berlangsung.


KARAKTERSISTIK PTK

PTK sebagai sarana dalam mencermati aktivitas pembelajaran, memiliki karakter sebagai berikut:
Kegiatan PTK didasarkan kepada problema yang dihadapi oleh guru terkait dengan proses pembelajaran yang dilakukan, oleh karenanya sifatnya sangat khusus sekali.
Guru disamping sebagai peneliti, juga sekaligus berperan sebagai praktisinya, sehingga dalam waktu yang bersamaan melakukan refleksi.
Mendukung profesi, sekaligus meringankan kerja guru, karena problem dikelas akan terurai, sekaligus diperbaiki
Hal yang dipermasalahkan bukan hasil dari kajian teoritis atau dari hasil penelitian yang terdahulu, tetapi berasal dari permasalahan yang nyata dan actual. [Bukan yang bersifat teoritis, namun bersifat pragmatis]
Tidak saja menyelesaikan atau memutuskan masalah, namun juga berupaya mencari dukungan ilmiahnya.
Adanya kolaborasi antara praktisis [guru, siswa, sekolah dll] dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan sekaligus pengambilan keputusannya, sehingga melahirkan tindakan kelas.


PRINSIP HARUS DIKEDEPANKAN DALAM PTK

Proses belajar mengajar tidak boleh dikorbankan atau terganggu akibat PTK
Pengumpulan data harus dirancang cermat, karena pengumpulan data yang terlalu lama, akan mengurangi intensitas belajar siswa
Metode yang digunakan berindikasikan “keajegan” [reliable]
Problema PTK, merupakan masalah-masalah yang “krusial, atau merisaukan, dan perlu pengentasan secara cermat dan cepat
Guru harus memiliki sikap yang konsisten, tanggung jawab dan memiliki tingkat kepedulian yang tinggi, dalam menjujung obyektivitas proses dan prosedur
Tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam proses pembelajaran dan diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran
Mensyaratkan pedokumentasian yang konsisten, cermat, obyektif, sistematis dan terus menerus, selanjutnya dokumentasi akan dapat dimanfaatkan untuk melakukan tindakan kelas
Dilakukan sekurang-kurangnya dua siklus yang konsekuensial [berurutan].
Dalam kondisi yang wajar [alami], tidak mengubah jadwal yang sesungguhnya/ berlaku. Tidak boleh melakukan pemilihan pada siswa tertentu, namun harus semua siswa dalam kelas.
Harus benar-benar menunjukkan adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan, yakni siswa yang sedang belajar.

EMPAT JENIS PTK

Terdapat empat jenis PTK, yakni:
1. Diagnostik
2. Partisipasi
3. Empiris
4. Ekperimental

PTK Diagnostik:
Titik beratnya adalah mendiagnose sebuah problem, atau situasi yang terjadi dalam proses belajar mengajar dalam kelas.

PTK Partisipasi:
Jika peneliti sekaligus yang diteliti, atau setidaktidaknya terlibat langsung dalam kegaiatan penelitian.
Penelitian jenis ini Guru berperan sebagai peneliti akan terlibat sejak perencanaan, proses pengumpulan data hingga pelaporannya.

PTK Empiris :
PTK ini berupaya melakukan aktivitas penelitian yang terjadi selama aksi berlangsung. Proses penelitiannya dilakukan dengan pencermatan nyata terhadap sebuah kegiatan yang sedang berlangsung

PTK Eksperimen:
Penelitian jenis ini, kuat kaitannya dengan tingkat efektif dan efisien dalam menerapkan konsep pembelajaran.


EMPAT MODEL PTK

  • Kurt Levin
  • Stephen Kemmis, & Robin Mc Tanggart,
  • Jhon Elliot,
  • Dave Ebbutt.

Model Stephen Kemmis

  • Perencanaan [planning]
  • Aksi tindakan[acting]
  • Observasi [observing]
  • Refleksi [reflecting]


TERMINOLOGI LAIN:

PTK & MASALAH KARAKTERISTIK.
Masalah berawal dari guru
Tujuannya memperbaiki pembelajaran
Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian
Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran
Guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti.
PTK YANG DIKAITKAN DENGAN PENGELOLAAN KELAS
Sumber [Ekofeum.online]
Dilakukan dalam rangka:
1) meningkatkan kegiatan belajar-mengajar,
2) meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar,
3) menerapkan pendekatan belajar-mengajar inovatif,
4) mengikutsertakan pihak ketiga dalam proses belajar-mengajar

PTK YANG DIKAITKAN DENGAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

Dilakukan dalam rangka:
1) menerapkan berbagai metode mengajar,
2) mengembangkan kurikulum,
3) meningkatkan peranan siswa dalam belajar,
4) memperbaiki metode evaluasi

PTK YANG DIKAITKAN DENGAN PENGEMBANGAN/PENGGUNAAN SUMBER-SUMBER BELAJAR

Dilakukan dalam rangka :
1) pengembangan pemanfaatan model atau peraga,
2) pengembangan pemanfaatan sumber-sumber lingkungan,
3) pengembangan pemanfaatan peralatan tertentu

PTK SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN PERSONAL DAN PROFESIONAL

Dilakukan dalam rangka :
1) meningkatkan hubungan antara siswa, guru, dan orang tua,
2) meningkatkan “konsep diri” siswa dalam belajar,
3) meningkatkan sifat dan kepribadian siswa, serta
4) meningkatkan kompetensi guru secara professional

PTK DAN INDIKATOR KEBERHASILAN
[Sumber: http://abdoeh.wordpress.com/]
Dilakukan jika:

  1. Anda dan kolaborator serta murid-murid harus punya tekad dan komitmen untuk meningkatkankualitas pembelajaran dan komitmen itu terwujud dalam keterlibatan mereka dalam seluruh kegiatan PTK secara proporsional. Andil itu mungkin terwujud jika ada maksud yang jelasdalam melakukan intervensi tersebut.
  2. Anda dan kolaborator menjadi pusat dari penelitian sehingga dituntut untuk bertanggung jawab atas peningkatan yang akan dicapai.
  3. Tindakan yang Anda lakukan hendaknya didasarkan pada pengetahun, baik pengetahuan konseptual dari tinjauan pustaka teoretis, maupun pengetahuan teknis prosedural, yang diperoleh lewat refleksi kritis dan dipadukan dengan pengalaman orang lain dari tinjauan pustaka hasil penelitian tindakan), berdasarkan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Refleksi kritis dapat dilakukan dengan baik jika didukung oleh keterbukaan dan kejujuran terhadap diri sendiri, khususnya kejujuran mengakui kelemahan/kekurangan diri.
  4. Tindakan tersebut dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat diubah ke arah perbaikan.
  5. Penelitian tindakan melibatkan pengajuan pertanyaan agar dapat melakukan perubahan melalui tindakan yang disadari dalam konteks yang ada dengan seluruh kerumitannya.
  6. Anda mesti mamantau secara sistematik agar Anda mengetahui dengan mudah arah dan jenis perbaikan, yang semuanya berkenaan dengan pemahaman yang lebih baik terkadap praktik dan pemahaman tentang bagaimana perbaikan ini telah terjadi.
  7. Anda perlu membuat deskripsi otentik objektif (bukan penjelasan) tentang tindakan yang dilaksanakan dalam riwayat faktual, perekaman video and audio, riwayat subjektif yang diambil dari buku harian dan refleksi dan observasi pribadi, dan riwayat fiksional.
  8. Anda perlu menyajikan laporan hasil PTK dalam berbagai bentuk termasuk: (1) tulisan tentang hasil refleksi-diri, dalam bentuk catatan harian dan dialog, yaitu percakapan dengan dirinya sendiri; (2) percakapan tertulis, yang dialogis, dengan gambaran jelas tentang proses percakapan tersebut; (3) narasi dan cerita; dan (4) bentuk visual seperti diagram, gambar, dan grafik.
  9. Kesepuluh, Anda perlu memvalidasi pernyataan Anda tentang keberhasilan tindakan Anda lewat pemeriksaan kritis dengan mencocokkan pernyataan dengan bukti (data mentah), baik dilakukan sendiri maupun bersama teman (validasi-diri), meminta teman sejawat untuk memeriksanya dengan masukan dipakai untuk memperbaikinya (validasi sejawat), dan terakhir menyajikan hasil seminar dalam suatu seminar (validasi public). Perlu dipastikan bahwa temuan validasi selaras satu sama lain karena semuanya berdasarkan pemeriksaan terhadap penyataan dan data mentah. Jika ada perbedaan, pasti ada sesuatu yang masih harus dicermati kembali.
  10. Anda perlu memberi penjelasan tentang tindakan berdasarkan deskripsi autentik tersebut di atas, yang mencakup identifikasi makna-makna yang mungkin diperoleh (dibantu) wawasan teoretik yang relevan, pengaitan dengan penelitian lain (misalnya lewat tinjauan pustaka di mana kesetujuan dan ketidaksetujuan dengan pakar lain perlu dijelaskan), dan konstruksi model (dalam konteks praktik terkait) bersama penjelasannya;

    • mempermasalahkan deskripsi terkait, yaitu secara kritis mempertanyakan motif tindakan dan evaluasi terhadap hasilnya; dan
    • teorisasi, yang dilahirkan dengan memberikan penjelasan tentang apa yang dilakukan dengan cara tertentu.

PTK DAN MAFAAT
Dilakukan karena dapat :

Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran
Meningkatkan profesionalitas guru
Meningkatkan rasa percaya diri guru
Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya


PERHATIAN
Aspek-aspek yang perlu dinilai dalam isi atau subtansi laporan penelitian tindakan kelas adalah :
Originalitas
Esensi atau tingkat pentingnya penelitian tindakan yang dilakukan
Proses tindakan
Pelaku/pelaksana tindakan
Kesimpulan atau hasil tindakan.
Selengkapnya anda klik "PTK" dalam format doc. Bahan Tayang klik"SMA8"

No comments: