Google

Thursday, July 26, 2012

GURU LAYAKNYA KULKAS


 
Nama saya Deffi Ratnasari. Saya lahir di Gresik, dua puluh tahun yang lalu tepatnya pada hari Jumat tanggal 11 Desember 1992. Saya lahir dari keluarga sederhana yang penuh cinta, harapan, serta kebahagiaan. Sewaktu TK saya bercita-cita ingin menjadi seorang guru. Dan kini cita-cita itu saya wujudkan dengan menempuh Strata 1 (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
Guru merupakan sebuah profesi yang tidak hanya sekedar sebagai sebuah profesi belaka. Guru merupakan “pelayan” dalam dunia pendidikan yang harus mengantarkan dan mendampingi  generasi penerus bangsa terbang menggapai sebuah impian. Impian yang kelak dapat menjadikan dirinya sebagai penerus bangsa yang berakhlak mulia untuk memimpin dunia.      
Menurut saya, seorang guru itu ibarat sebuah kulkas. Mengapa demikian? Karena seorang guru harus mampu memberikan pengetahuan-pengetahuan yang masih fresh dan up to date layaknya kulkas yang memberikan kesegaran bagi benda-benda yang ada di dalamnya secara terus menerus sepanjang hari.
Selain itu, seorang guru harus bisa membuat kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan agar peserta didik tidak merasa bosan, jenuh, apalagi merasa “panas” dengan suatu informasi ilmu pengetahuan. Peran guru disini harus menciptakan kondisi pembelajaran yang berirama. Kadang kala serius dan kadang kala santai. Pemilihan metode-metode pembelajaran yang menyenangkan dapat mempercepat proses penerimaan informasi secara utuh dan juga mampu mendinginkan pikiran yang jenuh saat proses penerimaan informasi tersebut.
Guru ibarat kulkas yang dapat menyimpan aspirasi, pendapat, ataupun kritik dan pertanyaan dari peserta didiknya. Ketika seorang anak bertanya pada gurunya itu karena dia merasa belum paham dengan penjelasan dari gurunya. Yang harus dilakukan oleh guru adalah menjelaskan kembali atau menanyakan bagian mana yang belum dipahami oleh anak tersebut. Dengan seringnya anak bertanya pada guru, guru tidak boleh memarahi anak tersebut. Karena dapat menghilangkan rasa percaya diri anak. 
Seorang guru harus mempunyai sikap penyayang pada peserta didiknya. Guru tidak hanya mendidik peserta didiknya saja tetapi guru harus dan wajib mencari siswa yang tidak bisa kemudian mengajari dan mendidiknya sampai menjadi pandai. Karena peserta didik merupakan bagian dari diri seorang guru.
Kegagalan seorang guru dalam mengajar adalah ketika peserta didiknya tidak dapat mengimplementasikan antara konsep dan teori dalam kehidupan sehari-hari. Dan keberhasilan seorang guru adalah ketika peserta didiknya mampu dan dapat mengaplikasikan konsep dan teori kedalam kehidupan nyata pribadinya. Apa yang telah guru tulis di atas papan kehidupan siswanya tidak dapat dihapus untuk selamanya“Akan Aku Dekati Anak-Anak Bangsa Dan Akan Aku Dasari Dengan Iman & Akhlak Mulia Agar Tidak Menjadi Anak Bangsa Yang Menghancurkan Negaranya Sendiri”

No comments: