Google

Wednesday, August 1, 2012

GURUKU SEPERTI MENCUCI BAJU


Merendam pakaian kotor dengan detergen yang pasti di yakini dapat menghilangkan noda. Seperti halnya guru yang memilih metode dalam pembelajarnnya. Sang guru pasti berfikir sebelum mengajar, metode apa yang harus ia gunakan sehingga dapat di fahami para siswanya, bahkan sang guru semalaman berfikir, mempelajari materi yang esok akan ia ajarkan. Jika beliau masih belum memahami materi tersebut, beliau membuka - buka referensi yang lain sampai beliau benar – benar mengerti dan faham. Sungguh besar kerja keras sang guru, sekuat tenaga beliau berusaha untuk menjadikan para peserta didiknya orang yang bermutu.
Mengucek pakaian sebersih mungkin, bagaikan guru yang mengajarkan para siswanya nilai – nilai serta moral – moral dalam kehidupan, sehingga siswa dapat mengerti sesuatu hal yang baik dan buruk. Semua hal yang terbaik untuk siswa pasti beliau ajarkan. Sang guru sangat menyayangi para siswanya, jikalau siswa terjerumus dalam lembah hitam, sungguh membuat hati sang guru sakit dan bersalah. Karena guru merasa selama ini tak pernah mengajarkan tentang kebaikan sehingga siswa dapat terjerumus dalam lembah hitam kehidupan. Sungguh mulia hati beliau, dapat merasakan kesedihan siswanya.menangis saat keburukan terjadi pada siswanya, tersenyum saat kebahagiaan terpancar dari wajah sang siswa.
Memberikan pewangi saat akan menjemur pakaian, sehingga saat pakaian tersebut dipakai dapat memberi keharuman bagi pemakainya. Bagaikan guru yang memberikan penjelasan tentang kelebihan – kelebihan ilmu  terhadap siswanya. Karena dengan ilmu, harta, dan tahta akan datang dengan sendirinya. Serta penjelasan tentang materi dunia adalah sarana penting untuk mendapatkan dunia, kunci dari dunia ini adalah ilmu. Semua pasti akan di jelaskan oleh sang guru dengan harapan para siswanya menjadi wewangian di tengah masyarakat dengan budi pekerti yang bagus, akhlaqul karimah dan ilmu yang bermanfaat akan menjadikan siswa menjadi pemilik dunia ini..
Menjemur pakaian di tengah terik matahari agar kering, sehingga tak membuat dingin pada pemakainya. Bagaikan seorang guru yang memiliki rasa keikhlasan serta ketulusan dalam mendidik para siswanya. Kehangatan kasih sayang yang di berikan guru dalam mendekati siswa, merasakan kesedihan siswa, kegembiraan siswa. Semua itu beliau lakukan untuk membimbing peserta didiknya agar belajar bukan karena ijazah semata, mengejar harta, jabatan, popularitas, dan kemewahan duniawi, sebab semua itu bisa mengarah pada sifat materialistis. Sementara seorang pendidik yang materialistis akan membawa kehancuran bagi dirinya sendiri dan peserta didiknya. Tak ada sedikitpun dalam kepribadian guru rasa ingin meminta imbalan dari apa yang telah ia ajarkan, karena setetes ilmu sampai kapanpun tak dapat di beli dengan uang. Lebih dari itu, rasa ikhlas sang guru dalam mengamalkan ilmunya berhubungan dengan niat yang letaknya dalam hati, dan itu merupkan proses panjang, sepanjang usia manusia dalam usahanya menjadikan dirinya sebagai manusia yang sempurna.

Kata Mutiara : Guru sejati adalah guru yang menabur rinso dan menyiram wewangian. Artinya membasmi kebodohan dan mensukseskan siswa.
KONTRIBUTOR:
Nama : Nurul Fajriani.
TTl : Surabaya, 26 Juni 1993
E-mail : Fajriani_nurul28@yahoo.co.id

No comments: